Rabu, 30 Juni 2021

Menulis Itu Mudah

 Resume hari ke-24 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal             : Rabu, 9 Juni 2021

Waktu                        : Pukul 19.00 - 21.00

Pengantar                   :

Narasumber                : Dr. Ngainun Naim

Moderator                   : Maesaroh, M.Pd.



Bersyukur kepada Illahi Robbi hingga malam ini masih diberi semangat untuk menyerap ilmu dari narasumber hebat. Beliau adalah Dr. Ngainun Naim. Dengan didampingi moderator cantik yaitu ibu Maesaroh, M.Pd. Kali ini om Jay memberi kesempatan pada peserta pelatihan menulis yang masih muda, tetapi sarat dengan potensi.

Sebelum kegiatan dimulai, moderator menyampaikan susunan acara terlebih dahulu.

Kuliah malam ini, dibagi menjadi 3 segmen:

1. Pembukaan (19.00 - 20.00 WIB)

2. Penjabaran Materi (20.00-21.00 WIB)

3. Penutup (21.00 WIB-selesai)

Di bawah ini merupakan salah satu hasil karya Dr. Ngainun Naim yang layak Anda baca.


Di buku ini beliau menulis 40 Jurus yang bisa diterapkan agar pembaca mudah untuk menulis.

Bapak Ngainun Naim menulis berbagai jenis tulisan.

Beberapa waktu terakhir beliau fokus menulis artikel jurnal

Tentu tidak setiap hari beliau unggah di blog

Intinya setiap hari menulis

Menulis menjadi sulit kalau kita tidak menguasai apa yang kita tulis.

Karena itu tulislah hal-hal sederhana. Hal-hal yang kita ketahui atau kita lakukan

Contoh tulisan beliau ada di link di bawah ini. Silakan pelajari.

https://www.youtube.com/watch?v=LxSY0y8MPjI&t=21s

Tema yang beliau sampaikan malam ini adalah tema buku beliau yang diterbitkan tahun 2021. Judul buku beliau adalah Menulis Itu Mudah: 40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya. Jurus yang dimaksud adalah  1) Membaca. Dengan banyak membaca, seseorang akan dengan mudah menulis atau sebaliknya orang yang jarang membaca akan mengalami kendala dalam menulis. 

Kebiasaan memang harus dibangun. Terutama dalam membiasakan membaca. Jadikan membaca sebagai kebutuhan sehingga tiada hari tanpa membaca. 

Menurut Pak Ngainun, membacalah dan menulislah setiap hari. Dengan membaca menulis menjadi mudah, dengan seringnya membaca dan menulis maka membaca dan menulis menjadi kebiasaan. Bila sudah terbentuk kebisaan seperti itu, maka akan sulit ditinggalkan. Bila sulit ditinggalkan maka membaca dan menulis sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Keseimbangan antara menulis dan membaca adalah membaca membantu memunculkan ide-ide baru dalam setiap tulisan yang ditulis. Dengan demikian, menulis menjadi mudah.

2) Menulis lima paragraf sehari adalah langkah yang diterapkan oleh Pak Naim dalam menjaga konsistensi beliau dalam menulis, dengan begitu beliau selalu menghasilkan tulisan tiap hari. Banyak hal yang bisa ditulis beliau. Meskipun tulisan beliau tidak diposting di blog tiap hari. Kesibukkan beliau akhir-akhir ini adalah menulis artikel. Jadi menulis akan mudah kalau rajin membaca dan menulis akan mudah kalau punya target, misalnya lima paragraf sehari.

3) Menulis mudah bila kita menguasai apa yang ditulis. Menulis akan menjadi sulit bila kita tidak menguasai apa yang kita tulis. Beliau berpesan tulislah hal-hal sederhana yaitu hal-hal yang kita lakukan atau yang kita ketahui atau tulislah pengalaman-pengalaman yang pernah dialami sehingga menulis menjadi mudah seperti mengalirnya air. 

4) Membangun kebiasaan produktif. Kalau sudah berniat untuk menjadi penulis maka biasakan membuka pikiran, hati dengan mendengar, mencatat dan mengolah sehingga menjadi sebuah tulisan. Artinya adalah kita harus merekam apa yang kita temukan, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, apa yang kita alami, kemudian kita kumpulkan dan diolah menjadi tulisan. Secara tak langsung kita telah melakukan penelitian sederhana  yang diawali dengan melakukan observasi, mengumpulkan data, mengolahnya, menganalisa, dan menyatukan mereka menjadi tulisan.

5. Memiliki media untuk  mengekspresikan tulisan. Banyak cara untuk mengekspresikan tulisan kita. Salah satunya melalui WA. Manfaatkan WA sebagai sarana belajar melatih menulis. Story WA misalnya bisa diisi dengan kalimat-demi kalimat ayng nantinya dapat dikembangkan menjadi artikel utuh.  Begitupula dengan facebook. Buatlah status facebook yang bermanfaat yang dapat menginspirasi orang lain dalam menulis. Semakin panjang status yang kita buat maka akan semakin bagus.

Buku menulis itu mudah merupakan buku yang ditulis dari kumpulan resume-resume yang kemudian diolah dan dikembangkan sehingga bisa dibukukan. Jadi, isilah blog secara rutin. Dari kumpulan tulisan yang ada di blog bisa dikumpulkan menjadi buku. 

6. Menulis secara ngemil. Maksudnya adalah menulis sedikit demi sedikit sehingga menjadi kumpulan tulisan singkat. Selanjutnya baru di olah sehingga menjadi tulisan yang bagus. 

7. Menulis tanpa beban. Tulislah apa yang ada dipikiran. menulislah sebebasnya. Menulislah sesuka hati sehingga tidak ada tekanan ataupun beban. Dengan demikian tulisan akan berkembang dengan baik.

8. Menulis adalah menulis dan menulis tidak mengedit. Maksudnya adalah menulislah sepanjang mungkin tanpa mengedit kesalahan-kesalahan yang muncul. Dengan terus menulis, ide-ide akan bermunculan untuk dituliskan sehingga tulisan bisa dikembangkan dengan baik. Apabila menulis sambil mengedit, maka kita akan kehilangan ide dan menulis akan tersebdat-sendat. 

9. Luangkan waktu, jangan menunggu waktu luang. Sempatkanlah waktu dalam satu hari sekitar 20 atau 30 menit. Dengan meluangkan waktu, kita akan bisa mampu menulis tanpa diganggu kesibukkan lainnya. Menurut saya sendiri, komitmen menulis ini memang penting sehingga tidak ada alasan untuk tidak menulis. 

Menurut pak Ngainun, menulis itu melibatkan tiga unsur yaitu;

1. Pre-writing

2. Menulis

3. Editing

Ketiga unsur tersebut dilakukan secara terpisah. Dengan demikian tidak terjadinya pencampuran atau kekacauan ketika dalam tahap menulis. Ketika menulis, menulislah sesuka hati dengan demikian tulisan akan berkembang dengan baik. Proses editing akan dilakukan ketika tulisan telah jadi. Tinggal baca berulang-ulang, sampai benar-benar merasakan sudah pas atau belum. 

Di akhir pertemuan ini narasumber menyampaikan clossing statement. Saya mengajak kita semua untuk terus menulis. Pokoknya menulis. Jangan pedulikan mutu dulu. Bangun tradisi menulis dulu baru mutu akan mengikuti. Bisa menulis itu anugerah. Ada sangat banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Yakinlah. Insyaallah berkah untuk kita semua. Amin.

Kesimpulan yang moderator dapatkan dari kuliah malam ini, bahwa:

Menulislah, minimal 5 paragraf  sehari. Ketika menulis boleh ditinggalkan, tak perlu terburu-buru dalam mengedit. Menjadi penulis, tentunya harus memiliki mental dan motivasi yang kuat. Belajar membangun semangat dari kritikan yang menjatuhkan. Selamat berliterasi.

Demikian paparan materi yang luar biasa. Sangat menarik dan bermanfaat bagi penulis pemula. Semoga kita dapat menerapkan ilmu beliau untuk mewujudkan mahkota menulis. Terimakasih banyak buat narasumber hebat yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu. Juga moderator hebat yang selalu setia mendampingi hingga kegiatan selesai. Semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan pahala. Aamiin YRA.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati








Selasa, 29 Juni 2021

Tips Mengembangkan Tulisan Nonfiksi

 Resume hari ke-25 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal        : Jumat, 11 Juni 2021

Waktu                    : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Pengantar               : Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber            : Much. Khoiri

Moderator               : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

Tema                       : Cara Mengembangkan Tulisan Nonfiksi


Tanpa terasa pelatihan menulis sudah memasuki pertemuan ke-25. Malam ini kuliah online akan disampaikan oleh narasumber hebat. Beliau adalah seorang dosen sekaligus penulis buku dari UNESA (Univ. Negeri Surabaya). Sudah puluhan buku telah dihasilkannya. Teori dan banyaknya pengalaman di bidang literasi beliau layak untuk segera diserap oleh kita. Tak terkecuali para penulis pemula. 

Moderator pun mempersilakan narasumber agar memulainya. Berikut ini Curiculum Vitae bapak Much. Khoiri yang lebih dikenal dengan sapaan akrab bapak Emcho.

 https://muchkhoiri.com/2021/01/tentang-penulis/




MUCH. KHOIRI. Lahir di Desa Bacem, tahun 1965, Much. Khoiri kini dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini  trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi. Ia masuk dalam buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa (2014). Pernah menjadi Redaktur Pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas, dan redaktur Jurnal Sastra dan Seni. Selain menghidupkan komunitas penulis, ia juga pernah mengomandani Ngaji Sastra di Pusat Bahasa Unesa. Karya-karyanya (fiksi dan nonfiksi) pernah dimuat di berbagai media cetak, jurnal, dan online—baik dalam dan luar negeri. Ia telah menerbitkan 66 judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatif—baik mandiri maupun antologi. Buku larisnya antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia TOP Menulis (2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), Bukan Jejak Budaya (2016), Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho: Berbagi Epidemi Inspirasi (2017), Writing Is Selling (2018), SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (Ed.Revisi, 2020), dan Kitab Kehidupan (Mei 2021). Dia sedang menyiapkan naskah buku tentang literasi, sastra, dan budaya. Emailnya: muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id. Facebook: https://www.facebook.com/much.khoiri.90. HP/WA: 081331450689.

Ini adalah link Ngaji Literasi-Cara Mengembangkan Tulisan Nonfiksi :

https://youtu.be/1-HO0z-oUuI

Dalam membuka kuliahnya, beliau menceritakan segudang pengalamnya selama menulis berbagai buku. Buku pertama tahun 2011 berupa fiksi,  dan kumpulan cerpen. Hingga saat ini beliau menulis  buku ke 66 tahun 2021 berupa nonfiksi, berjudul "Kitab Kehidupan"  yang diterbitkan oleh Penerbit Mayor Genta Hidayah pada bulan Mei 2021.  Atas pengalamannya tersebut, segudang ilmu beliau tuangkan pada malam hari ini. Sebuah ilmu tentang "Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi".  

Dalam kuliahnya beliau memberikan beberapa tips dalam mengembangkan tulisan sederhana menjadi karya yang luarbiasa. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Memulai sebuah tulisan dengan membuat definisi.

2. Memulai sebuah tulisan dengan sebuah penjelasan.

3. Berikan contoh dari apa yang kita sampaikan.

4. Berikan pula sebuah kasus dari sesuatu yang kita jabarkan.

5. Buatlah sebuah kutipan yang relevan dengan  topik yang kita buat.

6. Dalam tulisan yang kita buat, kita bisa menyisipkan anekdot atau humor yang kita kuasai.

7. Dalam melengkapi tulisan, kita juga bisa menyisipkan ungkapan filosofis.

8. Tulisan yang kita buat, bisa kita lengkapi dengan sebuah peribahasa. 

Demikian kriteria- kriteria itu yang bisa kita bingkai untuk memperkaya narasi yang kita buat. Untuk lebih memahami apa yang disampaikan beliau, bisa kita simak video di bawah ini:

https://youtu.be/1-HO0z-oUuI

Berikut ini 5 buku teori menulis beliau.  Semuanya nonfiksi.


Ini buku terbaru beliau yang tersedia di Gramedia dan Togamas di seluruh Indonesia.


Paparan materi dari bapak Emcho selesai. Lalu dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak pertanyaan yang disampaikan beliau. Itu berarti materi yang beliau sampaikan sangat menarik. Semua pertanyaan dari para peserta akhirnya terjawab dengan baik dan memuaskan. Semoga materi yang telah disampaikan malam ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana menulis buku nonfiksi dengan baik.

Puisi yang turut menyemarakkan malam ini yaitu puisi karya narasumber hebat kita. Silakan dibaca ya. 

https://muchkhoiri.com/2021/04/tak-terpisahkan/

TAK TERPISAHKAN

Puisi Much. Khoiri

Malam masihkah malam 
ketika gelap menjadi terang 
oleh sinar cinta terpancar 
lewat jendela-jendela kita?

Jauh masihkah jauh
ketika jarak menjadi dekat 
oleh titian rasa menyambung
jalan setapak rahasia kita?

Sudilah engkau duduk di sini
mengeja cinta Radha-Krishna
yang terpisah 100 tahun lebih 
dalam kembara kisah panjang 
mulai jaya Ayodya hingga jatuh Dwaraka
Namun tetaplah satu dalam ikatan yang baqa.

Cinta bukanlah masalah hasrat raga
Namun ia adalah amanah jiwa sempurna
Jadi 100 tahun lebih bukanlah rentang waktu 
melainkan hanya jejeran tiga angka belaka.

Maka, mari kugenggam tanganmu yang lembut
Rasakan pesan darah yang mendesir sejak gelap 
lenyap oleh nur cintamu tengah malam yang merindu.

Lalu, sebelum mata terkatup, 
mari patri ikrar itu dalam kalbu: 
Aku adalah kamu, kamu adalah aku 
dalam kesaksian Waktu yang jujur.

Kabede, 6/4/2021

Tak ketinggalan ada pula puisi dari peserta yang turut mewarnai hangatnya malam ini.

KEBERSAMAAN
Puisi untuk cak Iri

Terpisah biarlah terpisah
Asal dekat dengan angan
Agar menghilangkan gundah
Tuk tetap jalin persaudaraan

Jika malam ini bertemu sekejap
Biarlah indah jadi kenangan
Esok pasti kan tesingkap
Hasil tulisan berhias senyuman

Aku hanyalah ceceran Debu
Yang ingin menempel belantik literasi
Masih sedikit penguasaan ilmu
Itupun semuanya belum terisi

Hadirmu sungguh anugrah
Menyiram alam tengah kekeringan
Penyejuk rasa gundah
Ditengah hausnya pengetahuan

Bojonegoro, 11 Juni 2021
Kang Khasan


Untuk Pak Khoiri...

TERKESIMA BLANTIK LITERASI

Dari ARUDAM Sejati

Bapakku Blantik
Pamanku Blantik
Kakakku Blantik
Aku terlahir dari dunia  para Blantik.

Dan 
Disinilah aku
Qodarulloh dipertemukan dengan 
Sosok "BLANTIK"
Literasi...

Sangar
Tegas
Mandiri
Pemberani
Bertopi seperti bapakku. 

Untuk dirimu wahai BLANTIK LITERASI...
Kawal kami selalu....

Seperti para kyai Madura mengawal tiap
Nafas dan langkah kehidupan kami.

Jangan biarkan kami tersesat dalam berliterasi.

Agar tidak jumawa
Agar tetap TAWADUK dalam bingkai ilmu dan etika agama..

Salam dari tanah ARUDAM
Mama Azdin
11 Juni 2021


Alhamdulillah meski terkantuk-kantuk akhirnya selesai sudah perkuliahan online malam ini. Terimakasih kepada narasumber hebat yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya. Tidak lupa pula terimakasih kepada bu Kanjeng yang telah mendampingi kami dengan penuh kesabaran. Semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan pahala kepada semuanya. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati








Selasa, 22 Juni 2021

Tips Menulis Autobiografi

 Resume hari ke-26 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Senin, 14 Juni 2021

Waktu                            : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Pengantar                       : Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber                    : Suparno, S.Pd., M.Pd.

Moderator                       : Maesaroh, M.Pd.



Alhamdulillah di tengah-tengah kesibukan menyelesaikan e-raport siswa, saya masih menyempatkan untuk belajar bersama dalam pelatihan menulis. Tentu tidak lain karena berharap dapat menyerap ilmu dari narasumber hebat dan kelak mendapatkan mahkota penulis. Semoga kesempatan itu selalu ada untuk dapat meningkatkan kompetensi di bidang menulis. 

Malam ini tema yang diusung dalam pelatihan menulis adalah Menulis Buku Autobiografi. Narasumber hebat yang mendapat kesempatan berbagi ilmu dalam pelatihan ini adalah bapak Suparno, S.Pd., M.Pd. Sedangkan moderator yang bertugas malam ini adalah bu Maesaroh, M.Pd. 

Moderator pun memulai kegiatan dengan membaca ayatul basmallah. Bismillahirohmanirohiim. Semoga acara malam hari ini berjalan dengan lancar. Lalu dilanjutkan dengan membacakan susunan acara perkuliahan sebagai berikut .

Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:

1. Pembukaan

2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)

3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)

4. Penutup (21.00-selesai)

Sebelum lebih lanjut berjalan, moderator mengajak para peserta latihan untuk mengenal lebih dekat siapa narasumber kita dengan membaca CV.

https://docs.google.com/document/d/1C9x3e9FvqynmgvfOVNhfdVxWSSoC4Ip_nOQ9CeVU1y8/edit?usp=sharing

Sebelumnya  sebagai perkenalan bapak ibu silahkan  berkumjung  ke blog saya  dan agar saya tahu bahwa ada tamu, tinggalkan  jejak di sana.

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/03/0_89.html?m=1

Contoh ke-1

Haus menulis lapar membaca

Tulisan saya memang ringan ringan saja. Tidak yang tinggi tinggi. Saya tidak  bercerita tentang langit, mendung,  bintang- bintang, bulan dan matahari. 

Karena saya bukan dilevel  itu,  saya hanya menulis  disekitar  saya, tentang pasir atau debu  yang menempel  di kulitku. Barangkali  ada butir pasir atau debu  yang bermanfaat.  

Tadi pagi saya naik  sepeda motor dari Dindik ke SMP  Takeran,  saya sering disalip sepeda motor atau mobil, ada yang nyalipnya  sopan ada yang tidak sopan. Orang  orang  itu  mengendarainya  terlalu kencang. 

Saya lihat speedometer saya ternyata menunjukkan  angka 40 sd. 50 km / jam. 

Ternyata  bukan mereka  yang terlalu  kencang,  tetapi saya yang terlalu pelan.

Kadang saya berfikir  terhadap orang yang dinilai kemajon. Barangkali  bukan kemajon, tapi kita  yang terlalu dibelakang, terlalu  tertinggal. Karena tidak bisa mengikuti  akhirnya memberikan  stikma kemajon.

Orang yang berfikir  maju,  walaupun  dikatakan  kemajon, sebaiknya  lanjut  saja. Kalau  terpengaruh  dengan perkataan  orang yang tertinggal,  maka kemajuan yang sudah di ambang finish  akan berhenti.

Sebaliknya  orang yang tertinggal mau introspeksi  diri,  mengapa  mereka  bisa lari  kencang, sedangkan saya tidak?

Untuk  itu  harus berani  memutuskan  untuk  belajar.  Belajar  tidak semuanya harus di sekolah,  atau bangku  kuliah. Tapi bisa dengan cara membaca dan menulis.  

Sayangnya  kualitas membaca kita  di urutan ke 60 dari 61 negara.  Artinya  kemampuan  membaca kita masih rendah. Kita hanya mau membaca  tulisan tulisan di WA, tapi kalau  dihadapkan  pada tulisan  di buku,  lebih-lebih  buku  yang tebal  maka  mata kita sudah langsung ngantuk. Perut terasa mual.

Tapi kalau ditekat  terus maka ngantuknya hilang, mualnya  berubah jadi haus dan lapar. Haus menulis,  lapar  membaca. 

Ini merupakan contoh tulisan beliau yang sarat makna di mana kita disuguhi tulisan ringan namun bermanfaat buat semua. Kita pun dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita baca.

Tulisan bapak Suparno memang lebih banyak berisi motivasi. Motivasi tersebut meliputi:

1. Motivasi beribadah. Dengan motivasi beribadah akan memacu kita untuk menjadi orang kaya di surga nanti.

2. Motivasi bekerja. Dengan motivasi bekerja akan maju ekonominya.

3. Motivasi belajar. Dengan motivasi belajar akan maju ilmu pengetahuannya.

Tulisan lain dari bapak Suparno ada dalam link di bawah ini.

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/0_30.html?m=1

Contoh ke-2

Menanamlah, karena ada keberkahan di sana.

Pagi tadi agak santai,  tidak aktivitas  ke luar. Akhirnya  saya  gunakan berkebun  membersihkan  rerumputan disekitar  alpukat.  

Setelah  dibersihkan kemudian  diberi pupuk  kandang. Ada secerah harapan  terbayang  diangan  angan. Besuk  kalau sudah pensiun  akan merawat kebun  ini.  5 tahun yang akan datang  panen alpukat  dan pete.

Karena  ada harapan  itulah  saya rela mencangkul  sampai  bermandikan  keringat. Kemudian minum  habis banyak,  wah sehat  sekali.  Kalau  seminggu sekali  saja bisa seperti  ini  dijamin  badan terasa sehat.

Yu Ni membantuku  mendistribusikan  pupuk  kandang  itu. Hingga  seluruh tanaman  mendapatkan  bagian pupuk  itu.  Luar biasa  tetangga  yang satu  ini   semangat kerjanya  tanpa tanding,  iklas  dan tangguh.

Yu  Ni membantu  saya sudah  sejak  anak  saya  yang kedua  berumur  2 tahun. Jadi sudah 15 tahun. Orangnya jujur,  disiplin dan tanggung jawab. 

Dalam  setengah  hari semua pekerjaan  selesai. Luar biasa.  Puas  rasanya  sudah memenuhi  kebun  dengan tanaman  yang hijau.

Ada satu filosofi  yang penting  kita  camkan  di benak  kita. Menanamlah  agar bisa panen. Dengan menanam  akan ada harapan masa depan yang lebih baik. Tidak usah khawatir  nanti dimakan  burung   dicuri  orang,  di makan tikus dan sebagainya.  Semuanya  itu menjadi sedekah  kita. 

Kalau pohon yang kita tanam tidak berbuah, setidaknya  pasti menghasilkan  oksigin, menyimpan air, yang itu dibutuhkan  semua makluk  hidup. 

Nabi bersabda,

“Seorang muslim yang menanam pohon, menabur benih,lalu pohon/tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, dan binatang ternak, maka semua itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari)

Betapa menanam pohon adalah amal yang produktif. ‘Amal jāriyah namanya, amal yang terus dicatat sebagai kebaikan meski orangnya duduk sambil minum kopi. 

Tentang pentingnya  menanam bahkan jika hari Qiyamat pun sudah terjadi dan di tangan  memegang  biji untuk  ditanam. Maka tanamlah. Nabi bersabda,

"Jika kiamat sudah terjadi dan kebetulan tangan kalian memegang batang kurma, sekiranya kalian sempat menggali, maka tanamlah ia.” (HR. Bukhari)

Oo iya, kalau  tidak  punya kebun bagaimana? Yah, tanam saja  kebaikan dalam "kebun -kebun" kehidupan. 

Berdasarkan uraian  di atas  maka berbahagialah  dengan menanam karena  ada harapan  di sana  , harapan memanen dan harapan  pahala. Yang jelas  menanam juga perintah  agama yang ada keberkahan  di dalamnya. 

Contoh ke-3

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/9_28.html?m=1

Siwakku hilang lagi

Saya sangat  suka  pada benda ini, namanya siwak. Saya mengenal  benda ini sejak 1990. Benda ini di impor dari Saudi Arabia. 

Siwak atau miswak adalah batang atau ranting dari pohon arak (Salvador persica). Pohon yang termasuk dalam ketegori semak belukar ini banyak ditemui di wilayah Timur Tengah.

Apa Manfaatnya  benda ini?

Manfaat siwak adalah  untuk kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya adalah untuk mencegah gigi berlubang. Tak heran jika tradisi bersiwak (membersihkan gigi dengan siwak) masih cukup populer di negara Timur Tengah dan beberapa negara Afrika.

Ada banyak kandungan alami di dalam siwak yang diyakini mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya alkaloid, silika, sodium bikarbonat, chloride, dan fluoride. Di samping itu, siwak juga mengandung bahan alami lain, seperti vitamin C, kalsium, sulfur, essential oil, dan tannin.

Kecuali itu bagi orang Muslim benda ini manfaatnya  dipakai  untuk  menggosok gigi  sebelum sholat  atau membaca  Al-Qur’an.  

Orang  yang memakai  siwak kemudian sholat  2 rokaat  maka pahalanya  lebih baik  daripada sholat  70 rokaat.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: {رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ}.

Nabi saw. bersabda, “Dua rakaat dengan bersiwak lebih baik dari pada tujuh puluh rakaat dengan tanpa bersiwak.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Daruquthi dari shahabat Ummu Darda’ dengan sanad Hasan.

Siapa yang pernah shalat  70 brakaat? Saya pikir  berat.  Tetapi  dengan strategi memakai benda ini  maka akan mendapatkan  pahala  lebih baik  dari sholat  70 rakaat. 

Ada lagi yang menjadi  motivasi  bagi saya untuk  memakai  benda ini.

وقال صلى الله عليه وسلم: {تَسَوَّكُوا فإنَّ السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ}.

Nabi saw. bersabda, “Bersiwaklah kalian, karena sungguh siwak itu mensucikan mulut dan diridhai Tuhan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dari shahabat Abu Umamah. 

Memang  bagi  orang-orang  modern  memakai  siwak  kelihatan  aneh.  Tapi kalau  mengetahui  ilmunya  maka sangat  menyukai  benda ini. 

Saya sering kehilangan benda  ini, saya merasa  sedih sekali. "Nah pasti disembunyikan  setan ini," pikir  saya. Memang setan  tidak suka  pada orang yang  memakai  siwak.  Karena  memakai  siwak menyebabkan  diridhoi  Allah. 

Seperti  kemarin siwak  saya hilang,  pada hal tidak punya  cadangan lagi,  akhirnya  tadi sepulang  sekolah  saya mampir  di "kota Madinah"( Temboro ).  Saya beli 5 hanya seharga 35 ribu. Murah  sekali. Tapi  kalau  mau shalat  kehilangan  benda  ini  jadi sedih  rasanya. 

Itulah siwak, benda murah tapi menyebabkan Allah ridho. Bagaimana  tertarik  kan? Pakaialah  agar ibadahnya  lebih bernilai.

Semoga  pandemi  segera  berlalu,  sehingga  ibadah  kita tidak terganggu.

Materi  menulis  buku Biografi

Kita tidak tahu berapa  umur seseorang,  kita tidak tahu  kapan ajal  datang, maka menulislah  buku  biografi  agar  anak  cucumu  tahu  sejarah perjalanan  kehidupan Anda.

Dari sejarah  perjalanan  kehidupan Anda,  anak  cucumu bisa belajar  betapa  untuk  mencapai  kesuksesan  itu  butuh  perjuangan  yang luar biasa

Bapak Suparno juga teringat pesan dari salah satu dosen IKIP Surabaya yaitu Budi Dharma. Bapak Budi Dharma juga pernah menjabat sebagai rektor IKIP Surabaya tahun 1985. Beliau menyampaikan bahwa kita ini orang biasa. Untuk bisa menjadi orang yang luar biasa maka bekerjalah luar biasa, berjuanglah dengan luar biasa.

Suatu saat seandainya buku kita bermanfaat untuk pembaca, maka amal jariah akan mengalir terus meski penulis tersebut sudah tiada. Untuk itulah buku yang kita tulis diharapkan tidak hanya cerita, tetapi usahakan cerita yang di dalamnya terkandung hikmah. Pembaca diharapkan terinspirasi dengan apa yang kita tuliskan. Seperti rajin beribadah, giat bekerja, giat belajar, dan sebagainya.

Suatu  saat  pasti  ada diantara  anak  cucu kita  yang cinta pada ilmu  pengetahuan dan ingin tahu  sejarah  perjalanan  kehidupan  nenek moyangnya. Di saat itu  buku   biografi  sangatlah   berharga.

Bagaimana  menyusun  buku  biografi?

Menulis biografi sebetulnya sangat mudah karena sama saja menulis pengalaman yang dialami kita sendiri. Para pakar menulis berpendapat bahwa menulis itu sebetulnya mudah karena apa saja yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami bisa kita jadikan ide tulisan. Dalam hal ini menulis biografi merupakan contoh tulisan yang sangat tepat untuk penulis pemula karena berisi suatu peristiwa yang kita alami.

Dari membaca buku biografi tokoh, maka kita dapat mengetahui apa saja yang bisa diceritakan dalam penulisan buku biografi. Contohnya biografi tokoh bapak Chairul Tanjung.

Jangan  hanya satu buku  tetapi minimal  3 buku sehingga  Bapak Ibu bisa memiliki  pembanding yang baik. Jangan  hanya  orang-orang  ternama,  tetapi  juga  membaca  buku  biografi orang-orang  yang selevel  dengan kita.  Sehingga  kita tidak  berkecil  hati  untuk  menuliskan  perjalanan  hidup  kita.

Langkah-langkah menulis buku biografi 

1. Mulailah  dengan  membuat outline. Atau kerangka  tulisan. 

Misalnya  dimulai  dari 

Melahiran 

Masa masa sekolah TK, SD,SMP,SMA, Kuliah,  Bekerja, menikah,  punya anak,  pergi  jauh, ke  luar kota, luar negeri dll

Masalah  masalah  yang pernah dihadapi,  kenangan pahit, kenangan indah  dsb.

Membangun rumah,  mantu  punya cucu,  aktif di organisasi  dll.

Nonton wayang,  ikut  bela diri, main musik  dsb

2. . Kemudian  membuat  jadwal  menulis,  taatilah  jadwal  yang telah   Bapak Ibu  Buat.

3. Langkah  selanjutnya  adalah  menyiapkan  data data pendukung,  misalnya  foto,  buku diary  dsb.

4. menulis per outline.  Atau per judul.  Tulislah mengalir  saja  jangan  diedit  dulu ,walaupun  ada kesalahan  biarkan saja,  terus menulis  sampai selesai.  

5. Tulislah  dengan pikiran dan perasaan,  dengan akal budi  dari hasil merenung yang dalam maka pikiran  Bapak Ibu  akan terbimbing  oleh ilham  yang mengarahkan.

6. Ketika  kita  menulis kadang  muncul  ilham atau ingatan  sesuatu  yang pantas ditulis.  Tuliskan  saja   judulnya,  dibuku  yang berbeda.  Kemudiaan  segera  kembali  fokus  ke  outline.

7. Setelah  semua  judul  sudah terbahas  kemudian  sisipkan  judul  yang terjeda tadi  sesuai  dengan urutan  sejarah  perjalanan  kehidupan  Bapak Ibu.

8. Kemudian  lakukan editing  mulai  awal  hingga  akhir.

Di bawah ini contoh hasil karya narasumber kita. Keren khan?


9. Setelah itu  mintalah  orang  lain  yang Bapak Ibu percaya  untuk  menjadi editor   yang berkaitan  dengan  ejaan,  tata  bahasa  dan lain-lain.

10. Kemudian  buatlah  caver  buku  yang baik,  mintakan kata  pengantar  pada tokoh tokoh  terkenal semoga membawa  keberkahan

11. Langkah  selanjutnya  adalah  kirimkan  ke penerbit  yang Bapak  Ibu  percaya  memberikan  keberuntungan,  cetakannya  bagus,  harga terjangkau  dll

Perbedaan biografi dan autubiografi

Biografi  itu  adalah sejarah perjalanan hidup  yang ditulis oleh  orang lain

Autobiografi  itu sejarah perjalanan  hidup yang ditulis  oleh  dirinya  sendiri.

Struktur penulisan buku biografi dan autobiografi :

halaman KDT, daftar  isi,  daftar lampiran,  bab atau judul,   penutup,  lampiran foto  foto,  biografi  singkat  penulis. Tanpa daftar pustaka.

Demikian paparan ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana cara menulis buku biografi. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak peserta yang antusias bertanya dan semuanya dijawab dengan memuaskan oleh narasumber. 

Kesimpulan: sukses itu bukan milik orang kaya, jika ingin menulis autoboigrapi menulislah sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Tulislah perjalanan hidup kita yang amat penting. Agar kita menjadi inspirasi untuk orang lain. Seperti kisahnya Chairul Tanjung.

Alhamdulillah berakhir sudah penyampaian materi dan tanya-jawab dari narasumber hebat. Terimakasih kepada bapak Suparno yang telah berbagi ilmu dan ibu Maesaroh sebagai moderator yang telah mendampinginya. Semoga Alloh SWT melimpahkan pahala bagi keduanya. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati




Senin, 21 Juni 2021

Menulis Semudah Ceplok Telor

 Resume hari ke-29 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Senin, 21 Juni 2021

Waktu                            : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Pengantar                       : Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber                    : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H.

Moderator                        : Maesaroh, M.Pd.

Tema                                : Menulis Semudah Ceplok Telor



Malam ini adalah malam terakhir dalam kegiatan pelatihan menulis. Rasanya berat hati ini untuk mengakhiri kegiatan ini. Kegiatan yang luar biasa di mana terdapat narasumber-narasumber hebat dan para peserta yang penuh semangat.   Di sini penulis merasa banyak ilmu yang didapatkan. Dari tidak mengenal blog hingga terbiasa menulis di blog. Semoga penulis dapat menerapkan ilmunya untuk berkarya terus hingga bisa mencapai kesuksesan seperti halnya para senior di sini.

Pengantar dalam kegiatan kali ini adalah bapak Wijaya Kusumah yang lebih dikenal dengan sapaan akrab Om Jay. Sedangkan moderator yang akan mendampingi narasumber adalah ibu Maesaroh. Untuk mengefektifkan waktu, maka moderator mempersilakan ibu Lilis untuk memulai menyampaikan materi. Namun sebelumnya moderator mempersilakan para peserta dalam kegiatan ini untuk menyimak Curiculum Vitae beliau.


NAMA            : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH
TEMPAT/TGL LAHIR : Surabaya, 11 Maret 1969
ASAL UNIVERSITAS : 1) IKIP PGRI Surabaya, (UNIVERSITAS ADHI BUANA SBY)
  2) Universitas Wijaya Putra Surabaya.
Prestasi : Juara kedua Lomba Guru Tingkat Nasional Tahun 2015    (Lomba Guru bersama Telkom dan Interprossesor    “MY TEACHER MY HERO AWARD INDONESIA   DIGITAL  LEARNING)”.
MOTO HIDUP
“Sebaik-baik manusia adalah jika dalam hidupnya selalu bermanfaat untuk umat.”

Ibu Lilis pun mulai memaparkan materi dengan tema "Menulis Semudah Ceplok Telor." Tentu Anda penasaran kok bisa ? Ya, dengan tidak menghiraukan bagus atau tidaknya tulisan, mengalir saja seperti air. Tulislah apa yang ada dalam kepala kita. Itulah salah satu cara beliau menulis.

Narasumber juga mengajak para penulis pemula agar jangan takut untuk memulai menulis. Tulislah apa yang Anda lihat, tulislah apa yang Anda rasakan dan biarkan semua itu bermanfaat untuk orang lain. Beliau juga mempersilakan para peserta untuk meresapi motivasi yang ditayangkan.
https://web.facebook.com/lilis.sutikno/posts/4131238556943176

Inti dari motivasi dalam link tadi adalah jadilah seperti pensil. Pensil yang dapat menorehkan sebuah karya. Tentu dengan tangan kita, sedangkan yang menggerakkan adalah Tuhan. Jika kita mau melakukan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain tentu hal ini lebih baik.


Tak lupa beliau juga menyampaikan pesan kepada semua peserta pelatihan menulis.

Mari mulai berani menulis…
Belajar menulis dalam komunitas yang membawa Ibu dan Bapak menjadi penulis buku ber-ISBN.

Kata Pramudya Ananta Toer :
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”

"Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik."

Mari menulis !!!
Sebab  . . .
Menulis itu semudah ceplok telur, maka menulislah (Lilis Sutikno)
Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan sempurna maka menulislah (Lilis Sutikno)
Menulis adalah berteriak kepada dunia tanpa suara (Lilis Sutikno)

Maka . . .

Menulislah Agar dunia tahu siapa dirimu

Berikut ini FB ibu Lilis. Ayo berkawan dengan wanita cantik, sang inspirator kita.


Berikut ini merupakan salah satu karya narasumber hebat kita. Keren bukan...?



Kegiatan pelatihan menulis akhirnya telah sampai di penghujung waktu. Setelah narasumber menyampaikan materi, maka dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak peserta yang antusias ingin bertanya. Alhamdulillah semua pertanyaan dijawab dengan sangat memuaskan oleh narasumber. Memang narasumber malam ini tidak hanya pandai menulis, tetapi juga pandai memberikan motivasi. Tentu saja motivasi untuk membangkitkan semangat menulis.

Closing Statement dari narasumber hebat kita ;
Rasa takut pada diri sendiri itu munculnya dari dalam hati kita. Untuk membuang itu semua, cobalah menulis dari hati. Tulislah tentang diri kita sendiri, lingkungan kita, dan apa yang menurutmu enak untuk di tulis. Lalu tuliskanlah seperti Engkau membuat Ceplok Telur Tuk Byarrr.... Ketika semua sudah tertulis lenyap lah beban dalam hati kita.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Terimakasih kepada narasumber yang telah berbagi ilmu dengan penuh semangat dan moderator yang selalu setia mendampingi kami hingga acara berakhir. Semoga Alloh SWT membalas kebaikan keduanya dengan pahala yang berlimpah. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati















             

                             :

                     


Jumat, 18 Juni 2021

Tips Menulis di Kala Sakit

 Resume hari ke-28 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Jumat, 18 Juni 2021

Waktu                            : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Pengantar                       : Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber                    : Suharto, S.Ag.,  M.Pd

Moderator                       : Dita Widya Utami, S.Pd.




Malam ini merupakan pertemuan ke-28 pelatihan menulis gelombang ke-18. Tak terasa sudah hampir berakhir pelatihan yang diprakarsai oleh bapak Wijaya Kusumah atau Om Jay. Meski lumayan lelah badan ini karena seharian di sekolah, namun semangat untuk menimba ilmu alhamdulillah tak pernah padam. Salah satu motivasinya adalah narasumber hebat yang siap berbagi ilmu yaitu bapak Suharto.

Tak lupa Om Jay memberikan waktu sepenuhnya kepada moderator. Moderator dalam kegiatan ini adalah ibu Dita Widya Utama, seorang wanita cantik dan cerdas. Seperti yang sudah ditayangkan dalam flyer, maka narasumber hebat yang akan berbagi ilmu adalah bapak Suharto. Beliau lebih dikenal dengan sapaan akrab Cak Ato.

Dalam kesempatan yang baik ini moderator langsung mempersilakan narasumber untuk memulai perkuliahan online. Tanpa buang waktu percuma, Cak Ato pun memulai menyapa para peserta, menyampaikan motivasi keren, dan tentu saja ilmu yang sangat bermanfaat. Namun sebelumnya Cak Ato memperkenalkan diri.

Curriculum Vitae

Suharto, S.Ag., M.Pd.
Alias Cing Ato /  Cang Ato.
Asli Betawi Jakarta.

Pendidikan:
S-1 IAIN  Jakarta
S-2 UNISMA Bekasi 

Kerja:
Guru Madrasah Tsanawiyah negeri (MTsN 5 Jakarta)  Kementrian Agama DKI Jakarta.

Bidang studi: Fikih ( Hukum Islam)
 
Karya Tulis:
Solo
1. Mengejar Azan (2018)
2. GBS Menyerangku (2020)
3. Menuju Pribadi Unggul (2020)
4. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)
5. Belajar Tak Bertepi (2021)

Antologi
1. Bukan Guru Biasa (2017)
2.  Kisah Guru Inspiratif (2020)

Cak Ato, seorang guru Madrasah Tsanawiyah negeri (MTsN 5 Jakarta)  Kementrian Agama DKI Jakarta. Perjalanan hidupnya penuh dengan ujian dari Alloh SWT. Betapa tidak ? Beliau mengalami sakit yang cukup lama dan berakhir dengan lumpuh. Namun kegigihannya untuk kembali sehat layak kita jadikan contoh. Belum lagi semangat dalam meraih ilmu menulis tidak diragukan lagi. Dari yang awam menulis hingga berhasil melahirkan banyak karya hebat. Hal ini tentu tidak lepas dari kecintaannya pada membaca. Bahkan di saat libur selalu beliau manfaatkan untuk mengais ilmu di mana pun berada. Suri tauladan bagi penulis pemula tentunya.

Berikut kisah hidupnya yang layak kita teladani.

Awal Menulis

Sudah lama saya ingin menulis. Saya sudah berusaha membeli buku tentang tulis-menulis. Saya juga pernah ikut acara jurnalis. Tapi tetap saja tidak bisa menulis. Pernah saya di undang untuk menulis, tapi katanya hasilnya masih kaku, karena sifatnya hanya memindahkan dari buku cetak.

Terus terang saya tidak bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat, apalagi kalimat yang indah dan mempunyai ruh atau inspiratif.

Tapi saya tidak putus asa, ketika lagi bumingnya literasi di sekolah-sekolah, saya memcoba masuk kedalamnya. Saya perhatikan peserta didik hanya dipinta membaca buku pada hari tertentu oleh pembina literasi. Saya pun ikut membaca buku, kebetulan saya suka membawa buku selain buku pelajaran.

Dari sinilah saya tertarik untuk menulis, walaupun pernah menulis, tapi tidak pernah jadi. Saya mencoba mencari wadah pelatihan menulis. Saya buka Facebook, saya dapati ada pelatihan menulis di wisma UNJ. Di sinilah saya kenal dengan pak Namin, Om Jay, Om Dedi, dan lainnya hingga saya sering ikut kegiatan beliau.

Dari pelatihan ini saya sedikit banyak mengetahui cara menulis, terutama apa yang disampaikan oleh Om Jay." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu, tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan rasakan" itulah sepenggal kalimat yang saya pahami sampai sekarang. Tapi kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"  kemudian saya buat turunannya"Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi".

Saya pun berguru lagi dengan media guru, dari sana saya menerbitkan buku perdana solo"Mengejar Azan" buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Dasarnya dari Om Jay lalu dipoles oleh media guru.






Ini karya perdana dan dilukis oleh teman saya.

Kebahagiaan tak terkira pada saat itu, mempunyai kebanggaan tersendiri hingga teman-teman ingin memiliki buku saya.

Namun,  untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindari. Tetiba badai tornado menghantam tubuh yang ganteng ini. Lumpuh total tidak ada bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa. Hanya tersisa mata, telinga, dan memori. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un.

1,5 bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang dalam kondisi lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan tangan, butuh enam bulan tangan kiri bisa memegang wajah, lalu disusul tangan kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk menekan remot saja tidak mampu. Suntuk itu pasti 1.5 tahun hanya berbaring. Tidak tahu perkembangan dunia luar seperti apa. Oh my God.

Menulis Dikala Sakit

Suatu hari handphone istri tertinggal dan berdering. Saya coba minta asisten rumah tangga untuk mengambilnya dan meletakkan di atas dada saya. Saya coba untuk menyentuh, Alhamdulillah, bisa terbuka. Dalam hati kecil berkata ke mana ya, handphone milik saya, sudah 1,5 tahun lepas dari saya.

Ketika istri pulang dari sekolah, saya pinta HP saya dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Karena yang lama mati. Tak pikir panjang istri mencari HP dan membelikan kartu baru.

Terasa hidup kembali.

Saya berusaha menggunakan HP walau tidak bisa menggenggam, cukup beli alat HP lalu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri dan menulis menggunakan jari tengah. Bagus jari manis dan kelingking tertekuk hingga tidak menghalanginya untuk menulis. Karena jari tengah yang terpanjang, maka saya gunakan untuk mengetik.  Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya. maka itu syukuri saja dan jangan mengeluh pasti Tuhan punya maksud tertentu.

Mulailah melacak Facebook saya, cukup makan waktu 3 hari baru bisa terlacak. Alhamdulillah, sejak itu saya memposting kondisi saya, hingga banyak simpati dan empati berdatangan.

Dalam hati kenapa saya tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya saya menulis apa yang pernah saya baca, lihat, dan saya dengar. Karena saya senang dengan motivasi, maka saya hampir setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Di samping juga menulis tentang apa yang sedang terjadi pada diri saya.

Banyak respon positif berdatangan, hingga banyak yang membaca bahkan selalu menunggu tulisan berikutnya. Saya pun tambah semangat. Sehingga tidak tidur sebelum ketemu bahan untuk ditulis besok. Setiap habis salat subuh hingga jam 7 saya menulis. Menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah saya bisa duduk baru saya menulis di atas roda. Saya menulis di mana saja. Terkadang di atas kasur, di luar rumah ketika menjemur badan, di mobil sambil menikmati macatnya arus lalulintas, di rumah sakit sambil nunggu panggilan dokter. Ya, pokoknya di mana saja ada di situlah saya menulis. Bahkan ketika sedang terapi pun saya suka menulis.





\




Ini saya sedang menulis di mana saja

Di tengah perjalanan ada sahabat (Om Jay) yang saya kenal menghubungi saya. Lewat WhatsApp dan vicol. Dia akhirnya mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis. Walau dalam serba keterbatasan dan leher masih memakai alat trakeastomi dan hidung masih memakai NGT untuk selang makan. Saya menyatakan ikut.

Kalau lelah dan pusing saya tidak ikut, tapi materinya saya simpan di aplikasi catatan.
Aplikasi catatan yang ada di HP itu tempat saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan Facebook.

Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.
Turunan kalimat dari Om Jay ini mujarab.
 Kalimat ini sebagai penyemangat saya, sekaligus saya pun ingin membangkitkan dan mengajak teman keluar dari zona nyaman. Walau terkadang dinyinyir saya tetap maju pantang surut ke belakang. Karena saya ingat pesan Om Dedi"Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang. Apa yang terjadi bapak dan ibu guru yang super. Akhirnya teman saya satu persatu mengikuti saya dan mereka sudah mempunyai karya bahkan murid saya pun mengikuti dan sudah menghasilkan karya. Begitu juga teman-teman di medsos dia menulis karena terinspirasi dari saya. 

Dari sinilah lahir buku demi buku secara estafet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa.

Lelah pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja saya susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga, saya bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca.

Kemudian saya mencoba untuk membuka laptop walau berat jari ini untuk menekan hurup dan angka, tapi saya paksakan hingga tanpa sadar sebagai media terapi saya jari akhirnya kuat menekan huruf-huruf.

Saya pindahkan tulisan yang ada di blog dan Facebook ke laptop. Saya kelompokkan sesuai tema yang saya inginkan. Lalu saya edit hingga menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisan saya berguru dengan pak Akbar zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Jadilah sebuah buku
 motivasi.

Inilah karya tulis beliau yang menginspirasi.

Sebelum sakit
1. Mengejar Azan (2018)

Setelah sakit
2. GBS Menyerangku (2020)
3. Menuju Pribadi Unggul (2020)
4. Belajar Tak Bertepi (2021)
5. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)

Masih draf
6. Lentera Romadan 
7. Menulis itu gampang
8. Aisyeh Menunggu Cinte ( novel)  

Insyallah semester genap ini harus terbit.
Dan masih banyak yang masih berserakan di blog dan Facebook yang belum dihimpun.
















Secara kebetulan saya orang Betawi. Saya mencoba menulis bahasa saya yang hampir punah digerus zaman. Maka itu, saya buat novel bergaya bahasa Betawi.
Sanjungan berdatangan

Ternyata menulis dikala sakit, banyak yang merespon positif dan inspiratif. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya. Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan." Bapak merupakan motivtor saya" " bapak guru inspiratif" " saya malu pada diri saya bapak yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara kalimat yang terlontar dari para sahabat.

Kedatangan yuotuber
 
Bukan saja mendapat sanjungan dari para sahabat medsos. Ternyata para yuotuber pun sampai datang berkunjung ke rumah dan berjumpa dengan saya. Mereka melabelkan saya sebagai guru motivator yang inspiratif. 

Berikut link youtube Cak Ato yang bisa Anda simak.


Berikut ini tayangan Cak Ato bersama bapak Akbar Zainuddin, penulis Man Jadda Wajada.


Menjadi Narasumber

Saya tidak menyangka ada orang ngelirik saya untuk diminta menjadi narasumber. Walau dahulu terbersit dalam hati, suatu saat saya akan menjadi narasumber. 

Pertama datang dari sahabat saya, dia meminta untuk mengesi pada acara motivasi di grup guru ,tapi saya tolak karena saya masih terbatas bicara. Selanjutnya beliau belum mengabarkan lagi. Walau belum terlaksana, setidaknya memberi motivasi kepada saya. Ternyata ada juga melirik.

Kedua, datang dari Om Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin saja. Jadilah saya mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata dipanggil lagi pada gelombang 18 ini. Ya, sudah kepercayaan seseorang jangan diabaikan. Kesempatan tidak datang dua kali.

Sebagai penutup, beliau menyampaikan pesan sebagai berikut;
Jangan takut untuk menulis, menulis saja. Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar. 
Awali menulis yang sederhana, yang  kita bisa dan yang kita kuasai. Mulailah dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah. Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan orang lain.

Silahkan mampir di akun saya

Facebook, 
Suharto Harto/ cing Ato
Blog
suharto69.blogspot.com
suharto13.blogspot.com

Demikianlah paparan materi yang luar biasa dari narasumber hebat.  Teriring doa semoga Alloh SWT memberikan mukjizat kesembuhan dan banyak menebar ilmu bermanfaat. Semangat dan semoga makin sukses. Terimakasih atas ilmunya malam ini. Semoga menjadi ladang pahala untuk beliau. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati


Rabu, 16 Juni 2021

Peran Blog sebagai Sarana Mengajar dan Belajar




Resume hari ke-27 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18
Hari, tanggal                 : Rabu, 16 Juni 2021
Waktu                            : Pukul 19.00 - 21.00 WIB
Narasumber                    : Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M., CTMP
Moderator                       : Aam Nurhasanah, S.Pd.
Tema                               : Blog adalah Sarana Mengajar dan Belajar



 Derasnya hujan malam ini menambah semangat untuk mengikuti pelatihan menulis di hari ke-27. Tentu saja karena hadirnya narasumber hebat bernama Mayor Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M., CTMP yang akan berbagi ilmu di sini. Semoga virus menulis dari beliau akan membawa dampak positif pada kami semua sebagai penulis pemula. Aamiin YRA.

Kali ini kegiatan pelatihan akan didampingi oleh moderator cantik. Siapa lagi kalau bukan ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. yang selalu ceria. Semoga keceriaannya akan membawa kami lebih termotivasi untuk berani menulis.

Sebelum memaparkan materi, moderator menyampaikan Curiculum Vitae dari narasumber. Berikut CV ibu Nani Kusmiyati.

Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M., CTMP. Lahir di Kediri, 12 September 1966. Lulusan S1 Bahasa Inggris di UIA (Universitas Islam Assyafiiyyah) Pondok Gede dan S2 MSDM di UPN Veteran Jakarta. Berpangkat Mayor TNI AL. Dinas pertama di Disminpersal (Dinas Personel TNI AL) selama 5 tahun, kemudian di Pusdiklat Bahasa selama 8 tahun, selanjutnya berdinas di Dinas Pendidikan TNI AL selama 20 tahun. Saat ini berdinas di Lemhannas, Jabatan Kasubbag Kerma Multilater Luar Negeri.

Sebagai pramugari haji pada tahun 1997 dengan Garuda Indonesia, home base di Makasar.

Penugasan di Lebanon sebagai Pasukan Perdamaian PBB selama satu tahun.

Mengikuti kursus AELIC (Advanced English Language Instructor Course) selama 4 bulan di DLI (Defense Language Institute) San Antonio Texas, US; MELT (Methodology English Language Teaching) tahun 2002 dan ETDC (English Teaching Development Course) tahun 2007 di Australia.

Beberapa negara lain yang telah dikunjungi dalam rangka latihan bersama dan pertukaran perwira, Cobra Gold di Thailand, Ausindo di Darwin Australia, COREL di Cambodia, Junior Officer Exchange di Singapore dan Malaysia.

Kegiatan sebelumnya mengajar bahasa Inggris di TNI AL bagi personel yang akan melaksanakan tugas misi maupun sekolah ke luar negeri. Kegiatan ditempat baru berkoordinasi dan menyiapkan administrasi bagi Perwira Mancanegara yang akan sekolah Lemhannas di Indonesia. Untuk tahun 2021 belum ada kegiatan pendidikan karena masih pandemi.

Mulai belajar menulis di bulan Maret 2020 dengan Om Jay dan beberapa guru dibawah PGRI. Sangat menyenangi literasi karena selain dapat mengekspresikan ide juga mendapat teman dan keluarga baru. Selain belajar dari group Om Jay juga belajar dari the writers dengan Om Bud (Budiman Hakim) dan Kang Asep Herna.

Mengikuti Lomba Blog di bulan Februari 2021. Hasil tulisan selama 28 hari dijadikan buku dengan penerbit YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) dan menjadi buku Solo pertama yang dimiliki.

Mengikuti pembelajaran menulis dengan Jejak Warna selama bulan Ramadhan, 30 hari dan dijadikan buku solo kedua dan masih dalam proses editing. Dua artikel dipilih Jejak Warna untuk dijadikan E-book Antologi.

Menulis di beberapa buku Antologi dengan penerbit dan group yang berbeda, seperti Omera Project dan Nubala Project. Buku antologi yang sudah publish bersama Omera Project : (1) Semesta Merestui (2) Kulminasi (3) Eksplorasa Edisi 1 (4) Simpang Maya (5) Kuputuskan menjadi (6) Monolog Cinta (7) Titik Balik (8) Thank you 2020 (9) Puisi Untuk Yang Terkasih (10) Favorite Teacher (11) Manisan Rindu (12) Kota Kenangan.

Nubala Project: (1) Surat Kepada Ibu (2) Kabar Untuk Ayah (3) 2020 bercerita (4) I’m jealous of the rain (5) Di Celah Senja (6) Sepanjang Tapak Kaki, (7) Manisan Rindu, (8) Surat Terakhir

Project Literasi : (1) Moment Special Sang Guru. (2) Sang Guru (3) Puisi Rona Korona (4) Oktober bermakna jilid 1 (5) Kobaran Semangat Ngeblog (7) The Meaningfull of True Story (8) All about Teacher (9) Pahlawan Hidupku (10) Traveling.

Motto: Belajar sepanjang hayat.

Hp. 081398870636

Emails: nani1navy@gmail.com

nani2teacher1navy@gmail.com

Begitu banyak prestasi yang telah ditorehkan oleh Mayor Nani. Seorang wanita cantik yang ternyata tidak hanya berkompeten di dunia militer, tetapi juga literasi. Sungguh suatu anugrah Tuhan yang layak disyukuri.

Berikut ini contoh buku antologi karya ibu Nani dkk yang layak untuk dibaca. Sangat keren karena beliau sudah menghasilkan 30 antologi.


Moderator pun mempersilakan narasumber untuk memaparkan materinya. Sebelumnya narasumber mengucapkan terimakasih dan ucapan puji syukur di hadapan para peserta pelatihan menulis.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,.
Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua.

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di grup menulis dalam keadaan sehat walafiat.

Sholawat dan salam, tercurah untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan dan sumber inspirasi kita dalam menapaki perjalanan hidup. Semoga kita mendapat syafaatnya di akhir kelak nanti. Amiin, Allohuma Amiin.

Yang terhormat Om Jay sebagai penyelenggara belajar menulis, para senior nara sumber, bapak dan ibu penulis hebat, ibu moderator yang ramah dan baik hati serta seluruh peserta menulis yang saya sayangi.

Ijinkan saya memperkenalkan diri, nama Nani Kusmiyati, lahir dan besar di Kota Kediri dan tinggal di Citra Indah Jonggol, Bogor. Memiliki satu putra yang sedang kuliah semester 8 di Unindra Pasar Rebo, Jakarta. Putra pertama saya meninggal 11 tahun lalu ketika duduk di kelas 2 SMA karena kecelakaan motor dan suami meninggal bulan Januari lalu. Saat ini saya bekerja di Lemhannas dengan jabatan Kasubbag Kerma Multilateral Luar Negeri. Hobi : travelling dengan biaya dinas dan saat ini menyukai menulis seperti bapak ibu. Jika ingin mengenal lebih jauh tentang saya, silakan membaca CV saya yang sudah di share ibu moderator

Pada malam ini adalah kesempatan kedua saya untuk menjadi narasumber. Topik yang akan saya bahas : “Blog adalah sarana mengajar dan belajar.”

Mayor Nani yakin bahwa bapak ibu setuju bahwa blog merupakan sarana mengajar dan belajar dan mungkin sudah pernah di bahas oleh para narasumber-narasumber sebelumnya.

Malam ini beliau menjelaskan bahwa apa yang dipaparkan nanti hanya melengkapi pelajaran-pelajaran tentang literasi dan blog yang pernah disampaikan pemateri sebelumnya. Materi ini beliau dapatkan berdasarkan pengalaman saya pribadi ketika mengikuti group menulis seperti bapak ibu, juga sebagai guru bahasa Inggris di TNI.

Guru di instansi mana saja yang membedakan adalah siswanya. Jika guru TK atau SD pasti anak-anak, demikian jika guru SMP dan SMA pasti para remaja. Saya pribadi mengajar personel militer dan PNS di lingkungan TNI, khususnya TNI AL. Mereka mayoritas sudah menikah dan usianya tidak muda lagi seperti saya. Namun mereka masih semangat untuk belajar dengan berbagai tujuan.

Ada yang belajar karena persiapan sekolah atau misi di luar negeri atau ada yang ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan kursus bahasa Inggris menjadi salah satu syarat untuk mengikuti pendidikan tersebut. Atau bahkan ada yang ingin menjadi guru bagi putra putrinya di rumah sehingga dapat membantu mereka dalam memecahkan persoalan bahasa Inggris.

Jika melihat kondisi demikian para siswa beliau cenderung heterogen dalam usia, background pendidikan, pangkat dan jabatan. Kadang-kadang heterogen dalam hal kemampuan bahasa Inggris mereka. Untuk mencari calon siswa dengan kemampuan homogen di lingkungannya cukup susah karena mereka yang minat belajar bahasa Inggris yang diijinkan instansinya, tidak banyak. Adakalanya mereka yang mengikuti kursus bahasa karena kewajiban.


Namun sebagai guru, beliau harus menciptakan suasana yang dapat diterima siswa-siswanya. Dapat diterima bukan berarti memuaskan siswa-siswa saya dengan pelajaran yang saya berikan karena keterbatasan-keterbatasan sebagai guru dan pekerja di kantor.

Nah, dengan mengikuti group menulis seperti bapak ibu saat ini, banyak manfaat yang bisa saya petik sebagai guru dan sebagai penulis pemula. Menulis di blog baru saya mulai ketika pandemi covid di tahun 2020, pada saat saya belajar menulis dengan group 8 yang diprakasai oleh om Jay, dan menghadirkan para narasumber hebat dari kalangan akademia, penulis dan penerbit.


Sejak saat itu pikiran saya mulai terbuka bahwa menulis di blog memiliki banyak manfaat bagi guru dan penulis pemula. Seperti topik saya sekarang,”Blog adalah sarana mengajar dan belajar.”


Topik diatas sudah beliau aplikasikan selama setahun baik di kelas maupun online. Pada awal masa pandemi, beliau menjadikan blog sebagai sarana mengajar beliau dan tentunya menjadi sarana belajar bagi siswanya secara daring atau online. Pada saat di kelas, beliau masih menggunakan protokol kesehatan, mencuci tangan (jaga kebersihan), social distancing, dan menggunakan masker.

Pada awal mulai membuat blog beberapa siswa Mayor Nani menemui beberapa kendala dalam hal teknologi. Orang tua lebih suka yang praktis-praktis dan masih belum terbiasa dengan membuat blog. Jika mereka harus mengetik untuk menyelesaikan homework mereka, cukup disimpan di PC atau Laptop mereka dan mengirimkan tugas melalui WhatsApp.

Mayor Nani dapat menerima kesulitan mereka. Karena kelas heterogen dalam usia, kebanyakan dari siswa yang muda-muda sudah piawai dalam hal teknologi namun mereka belum terbiasa menulis di blog. Pada saat membuat blog pertama kali beliau minta mereka mencari contoh di youtube. Karena saat itu saya juga belajar dari youtube. Dan yang sudah berhasil membuat blog, saya meminta untuk mengajari teman-teman sekelasnya. Akhirnya mereka bisa membuat blog dengan berbagai desain. Bahkan lebih bagus dari blog miliknya.

Blog bagi Mayor Nani sebagai salah satu media untuk menyimpan materi ajaran yang kemudian saya share ke group whatsapp. Beliau juga meminta mereka mengerjakan tugas di blog dan share link blog ke group whatsapp. Teman-teman mereka dapat memberi komen tentang isi dari blog mereka. Beliau juga mengoreksi melalui blog. Di hari berikutnya apa yang mereka kerjakan saya diskusikan di kelas atau di whatsapp. Sebagai guru beliau tidak mau terjebak dengan homework-homework yang beliau berikan. Mayor Nani harus membaca cepat dan menggaris bawahi kalimat atau kata juga grammar yang kurang tepat. Saya kumpulkan dengan kesalahan-kesalahan teman-teman lainnya dan dibahas secara umum di kelas atau melalui whatsapp.

Penggunaan blog sebagai media belajar sangat bermanfaat. Pada awalnya menulis di blog karena terpaksa selanjutnya mereka menjadi terbiasa. Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris mereka meningkat. Sedangkan kemampuan speaking mereka juga bertambah karena saya meminta mereka untuk merekam suara mereka  dan di share di group (jika daring). Jika belajar dengan tatap muka, mereka saya minta untuk bicara di depan kelas. Bagi level Dasar, mereka boleh membawa drafnya dan dibaca di depan kelas.

Sebagai penulis, blog merupakan sarana belajar Mayor Nani agar dapat menghasilkan buku. Saat ini baru 30 buku Antologi dengan project yang berbeda, diantara project Nubala, Omera, dan para blogger dibawah om Jay. Judul buku-buku antologi dapat dibaca di CV saya. Dan salah satunya sudah di share oleh ibu moderator.

Mayor Nani baru bisa memiliki 1 buku solo dengan judul “Februari Bermakna (Aksara berkisah dalam Lomba Blog Jadi Buku),” dan saat ini beliau sedang menyelesaikan buku ke-2 saya dengan project Jejak Warna dengan judul buku, “Jejak Warna Penyatu Rasa.”

Buku Solo pertama bercerita tentang pengalaman pertama mengenal blog hingga menyukai blog, kejadian-kejadian yang memerlukan ketegaran dan cerita ringan keseharian beliau. 






Sebagai penulis, blog juga merupakan sarana menyebarkan hal-hal yang bersifat edukasi. Pengalaman hidup juga merupakan edukasi yang dapat dibaca orang lain.

Cara memotivasi agar konsisten menulis, membuat target menulis setiap hari, bergabung dengan teman atau komunitas menulis, seperti sekarang ini dan membuat target penerbitan buku.

Untuk membuat target menulis setiap hari perlu adanya motivasi dari dalam diri sendiri. Sebagai contoh om Jay guru blogger kita. Dimanapun beliau berada beliau selalu menulis, walau kondisi sakit, sehat, lampu mati dan banjir beliau masih menulis. Yang terpenting memiliki Hp dan ada pulsanya. Dan masih banyak guru-guru atau para penulis senior di group kita ini melakukan seperti Om Jay.

Semua yang pernah menjadi guru-guru Mayor Nani dan narasumber menulis sangatlah hebat-hebat dan salut kepada mereka.

Bergabung dengan teman atau komunitas menulis, Mayor Nani lakukan dengan berbagai group seperti yang tertulis dalam CV saya. Saat ini saya sedang belajar dari WCS (Writer Class School). Pematerinya dari anak-anak muda yang berbakat dalam bidang literasi. Jika tidak mengumpulkan tugas bisa mendapat surat peringatan pertama. Surat peringatan itu maksimal 3 kali. Jika sudah 3 kali akan dikeluarkan dari group.

Mayor Nani pernah mendapat surat peringatan sekali karena kesibukan di kantor, padahal sudah beliau buat di drafnya dan tinggal pindahkan ke FB.

Pelajaran yang selalu Mayor Nani ingat dari para narasumber senior dan junior mengapa beliau harus menulis karena:
1. saya tidak hidup selamanya
 2. meningkatkan level pribadi,
 3. memotivasi menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan yang terakhir 
4. mendapatkan penghasilan dengan menulis. (seperti om Jay).

Cara melahirkan karya yaitu dengan menulis di blog atau di media sosial lainnya, mengikuti project menulis buku antologi dan menerbitkan buku dengan tulisan sendiri.

Kutipan yang beliau dapat dari pemateri WCS, Kak Muhtar Ardansah Munthe dan dari salah satu quotes J.K. Rowling:
1. Tulislah apa yang kamu pikirkan, lakukan dengan hati tenang. Lakukan saja, maka banyak cara yang akan kamu temukan untuk menyelesaikannya. 
2. Rutinitas akan membuat hal sulit menjadi biasa. (Kak Mukhtar)
“Mulailah menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.” - J.K. Rowling

Pemaparan materi yang luar biasa. Semoga makin menambah motivasi belajar dan rajin menulis. Sebelum memasuki sesi tanya-jawab, beliau memberikan contoh tulisan di blog. Berikut salah satu tulisan beliau yang bisa kita jadikan contoh.

Acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak peserta yang bertanya dan semua dijawab dengan memuaskan oleh narasumber. Ini sebagai bukti bahwa materi yang disampaikan malam hari ini sangat menarik dan bermanfaat.

Kesimpulan.
Media apapun perlu dicoba untuk meningkatkan kemampuan diri kita sebagai guru dan penulis.  Memintarkan generasi muda adalah kewajiban kita semua. Blog adalah salah satu sarana mengajar dan belajar bagi guru, murid dan penulis.

Materi yang disampaikan ibu Mayor Nani  sangat menarik dan pastinya bermanfaat. Semoga pada akhir pembelajaran ini akan menginspirasi agar selalu meluangkan waktu untuk menulis. Seperti yang sering disampaikan oleh Om Jay yaitu kata-kata sakti "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi."
Terimakasih atas ilmu yang diberikan Mayor Nani selaku narasumber dan terimakasih juga kepada ibu Aam Nurhasanah yang telah setia mendampingi sampai acara berakhir. Semoga menjadi ladang pahala bagi keduanya. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati












Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...