Selasa, 27 April 2021

Cara Baru Memasarkan Buku bersama Om Jay

Resume Hari ke-10 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal             : Senin, 26 April 2021

Waktu                        : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Narasumber                : Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd.

Moderator                   : Sucipto Ardi

Tema                           : Teknik Memasarkan Buku 


Tiada kata lain yang lebih baik selain bersyukur kepada Alloh SWT karena hingga detik ini saya masih diberi kenikmatan yaitu nikmat sehat, sempat, dan bisa belajar bersama narasumber hebat. Dalam kesempatan yang baik ini sesuai dengan poster di atas, maka moderatornya adalah bapak Sucipto Ardi. Sedangkan narasumbernya adalah bapak bloger Indonesia. Siapa lagi kalau bukan bapak Wijaya Kusumah atau yang lebih dikenal dengan sapaan akrabnya yaitu Om Jay.

Moderator pun menyampaikan salam kepada semua peserta yang hadir. 

Assalamualaikum, selamat siang, dan salam sehat semuanya. Mari kita buka acara ini dengan lafadz: Basmallah.

Bapak/Ibu semua, mari kita ucapkan Alhamdulillah atau bersyukur kepada Tuhan karena kita tetap diberikan kesehatan yang baik. Selain itu, kita juga layak bersyukur karena adanya kesempataan waktu sehingga kita bisa ikuti program Pelatihan Belajar Menulis di hari Senin siang ini, 26 April 2021.

Hari ini, pematerinya adalah Wijaya Kusumah, M.Pd. yang ngetop dikenal sebagai Omjay. Terima kasih ya Om atas kepercayaannya kepada saya untuk gabung ke dalam Tim. Senang dapat membantu kegiatan yang mencerdaskan lagi berfaedah ini.

Banyak guru-guru blogger dan penulis yang tersebar di Indonesia adalah murid beliau, banyak sudah “diracuni” virus menulis oleh Omjay. Kini Omjay sedang dalam proses menyelesaikan kuliah S3. Kandidat Doktor tersemat di namanya.

Sebelum acara dimulai, moderator menyampaikan susunan acara sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Paparan narasumber (1 jam)

3. Tanya jawab (1 jam)

4. Penutup

Moderator pun menyerahkan waktu sepenuhnya kepada narasumber untuk memaparkan materi. Om Jay memulai kegiatan dengan menyampaikan salam dan memberikan motivasi kepada para peserta agar semangat menulis dan menerbitkan buku. Beliau pun akan memberikan trik-trik agar bukunya laris di pasaran.

Tema dalam kegiatan hari ini adalah Teknik Memasarkan Buku. Intinya adalah bagaimana teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca. 

Om Jay menyampaikan beberapa hal yang perlu kita ketahui sebagai penulis pemula adalah sebagai berikut :

Untuk bisa memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana menulis dan          menerbitkan buku. Para pakar sudah omjay undang sebagai narasumber di kegiatan belajar menulis. Baik melalui wa group maupun melalui aplikasi zoom.

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.

Beliau memulainya dengan mencari editor yang mampu membuat buku yang saya terbitkan menjadi enak dibaca. Semua buku yang beliau cetak di penerbit indie selalu ada editornya dan beliau tak pernah merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah mengapa isi buku yang beliau terbitkan selalu laku di pasaran. Sebab sudah diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.

Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Teknik memasarkan buku ada beberapa cara. Kita bisa mencari informasinya di Mbah Google.com. Tinggal ketik saja, maka anda akan dapatkan segudang informasinya.

Cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang lalu dan ada juga yang kurang laku.

Beliau sendiri menggunakan YouTube dan Instagram untuk memasarkan buku buku terbarunya.







Untuk promosi buku di Instagram beliau belajar kepada anak pertamanya yang bernama Intan seperti dalam link di bawah ini.

https://www.instagram.com/p/CNXWqssAttR/?igshid=1gmk3cpnwsco6


Kebetulan anak beliau sedang memasarkan produk Al Qur'an yang sangat bagus sekali kertas dan tampilannya. Caranya beriklan sangat cool dan lebih kepada story' telling

Beda dengan beliau ketika beriklan di http://YouTube.com/wijayalabs. Lebih natural dan apa adanya. Jangan lupa like and subscribe ya. Itu pesan beliau..

Ini iklan Om Jay untuk buku menuju pribadi unggul. Beliau dibayar 2M oleh bapak Suharto. Silakan bisa Anda lihat di youTube dengan klik link di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=802VAoI6Tvo

Buku terbaru Omjay yang layak Anda miliki.
 


SINOPSIS DI COVER BELAKANG

MENJADI GURU TANGGUH BERHATI CAHAYA
Guru tangguh berhati cahaya adalah guru yang tak pernah mengenal kata putus asa. Selalu optimis menghadapi tantangan kehidupan. Baginya pendidikan adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi, dan tak perlu lari untuk menghindarinya.

Buku ini dapat menjadi sebuah buku motivasi untuk para guru. Buku ini sebenarnya menjawab kegelisahan seorang guru yang ingin bangsanya maju. Namun tidak sedikit ditemui guru-guru bermental pengeluh dan miskin inovasi. Oleh karena itu, buku ini mencoba mencari solusi dari problematika guru yang dihadapinya.

Buku ini dapat menjadi penghilang haus dahaga dunia pendidikan kita. Berusaha untuk menjadi penyemangat agar para guru terus belajar sepanjang hayat dalam menghadapi peserta didik yang melek digital; membuat guru mampu menjadi pemandu bagi para peserta didiknya dalam menemukan ilmu-ilmu baru di bidang pendidikan.

KATA PENGANTAR

Buku ini dapat menjadi sebuah buku motivasi untuk para guru. Sebuah pengalaman pribadi selama menjadi guru saya tuliskan, dan berharap dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dengan begitu para guru menjadi tangguh dan pantang mengeluh.

Buku ini sebenarnya menjawab kegelisahan seorang guru yang ingin bangsanya maju. Namun tidak sedikit ditemui guru-guru bermental pengeluh dan miskin inovasi. Oleh karena itu, buku ini mencoba mencari solusi dari problematika guru yang dihadapinya.

Dengan membaca buku ini, saya berharap banyak guru mau berubah, dan meninggalkan cara-cara lama. Guru harus berani hijrah ke cara-cara yang membuat dirinya menjadi guru yang menyinari dunia, dan seperti mata air yang tak pernah habis diambil airnya.

Akhirnya, semoga buku ini dapat menjadi penghilang haus dahaga dunia pendidikan kita. Berusaha untuk menjadi penyemangat agar para guru terus belajar sepanjang hayat dalam menghadapi peserta didik yang melek digital. Guru harus mampu menjadi pemandu bagi para peserta didiknya dalam menemukan ilmu-ilmu baru di bidang pendidikan.

Jakarta, 30 September 2011

Penulis

Wijaya Kusumah (Omjay)

http://penerbitindeks.blogspot.com/2011/11/menjadi-guru-tangguh-berhati-cahaya.html

Salam Blogger persahabatan
Omjay
https://wijayalabs.com
==========================================================
Omjay, Blogger dan Penulis Buku

Om Jay juga menggunakan blog sebagai media digital untuk memasarkan buku buku yang beliau tulis dan terbitkan.

Semua itu membuat buku buku beliau banyak dipesan dan dibeli orang banyak dari seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang pesan bukunya dari Malaysia, Singapura dan Brunei.

Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19.

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu non stop 24 jam.

Om Jay menggunakan media sosial untuk memasarkan buku buku yang beliau tuliskan dan bekerjasama dengan kawan kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa.

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri dan jangan mengeluh. Itulah yang beliau lakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam memasarkan buku terbaru saya. Pada akhirnya Om Jay menemukan hal hal baru yang membuat beliau mencari momentum untuk menerbitkan buku terbarunya.

Om Jay belajar dari almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya adalah Andaikan Buku Sepotong Pizza.

Di bawah ini merupakan buku-buku terbaru lainnya karya Om Jay yang layak Anda miliki.





Demikian tadi materi menarik yang telah dipaparkan oleh Om Jay. Materi yang layak untuk dipelajari lebih lanjut terutama oleh para penulis pemula. Kegiatan selanjutnya adalah sesi tanya-jawab. Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta kepada Om Jay selakuk narasumber. Om Jay pun menjawab semuapertanyaan dengan lancar dan memuaskan. 

Tak terasa kegiatan pelatihan hari ini selesai. Tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada Om Jay yang berkenan untuk berbagi ilmu kepada saya dan semua peserta lainnya. Juga pak Sucipto selaku moderator yang setia mendampingi para peserta hari ini. Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan semuanya dengan pahala yang berlimpah. Aamiin YRA.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati


















Minggu, 25 April 2021

Tips Mental dan Naluri Penulis yang Baik ala Ibu Ditta

Resume Hari ke-8 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal             : Jumat, 23 April 2021

Waktu                        : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Tema                          : Mental dan Naluri Penulis

Moderator                  : Ibu Aam Nurhasanah

Narasumber               : Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.




Syukur alhamdulillah di sela-sela kesibukan di sekolah karena hari ini adalah hari kedua pelaksanaan Ujian Sekolah, saya masih bisa mengikuti kegiatan lain yang tak kalah pentingnya. Tentu saja apalagi kalau bukan mengikuti Pelatihan Menulis Gelombang ke-18. Kegiatan yang diprakarsai Komunitas Sejuta Guru  Ngeblog dan PGRI. Dalam kesempatan yang baik ini yang menjadi moderator adalah ibu Aam Nurhasanah, sedangkan yang menjadi narasumber yaitu ibu Ditta Widya Utami. Sosok wanita muda, hebat, dan menginspirasi. Bahkan karyanya sudah ada yang menembus penerbit mayor.

Kegiatan diawali dengan moderator yang menyapa para peserta pelatihan dengan ramah. Setelah itu moderator mempersilakan narasumber agar langsung memulai saja. Ibu Ditta ini ternyata alumni jebolan kelas menulis gelombang 7, tetapi prestasinya luar biasa. 

Berikut profil ibu Ditta yang layak Anda ketahui.

Profil


Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang, 23 Mei 1990. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, penulis juga aktif di bidang literasi. 

Riwayat pendidikan :

SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002)

SMPN 1 Cipeundeuy Subang (2002-2005)

SMAN 1 Purwakarta (2005-2008)

Pendidikan Kimia UPI (2008-2012)

PPG Daljab A3 UNM (2020)

Karya tunggal :

Precious (2017-2019), a novel 12 chapter - tersedia di Wattpad (klik di sini)

Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja (2019), a short story 10 chapter - tersedia di Wattpad (klik di sini)

Djogja Backpacker (2019), a short story 5 chapter - tersedia di Storial (klik di sini)

Buku "Lelaki di Ladang Tebu" (2020), kumpulan cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk melihat testimoninya)

Buku "Membongkar Rahasia Menulis" (2021), kumpulan tulisan selama mengikuti lomba blog PGRI bulan Februari

Buku "Sepenggal Kisah Corona : Memoar Perjalanan Hidup Selama Satu Tahun Pandemi" (proses cetak)

Buku karya bersama :

Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang

Guru di Ladang Ilmu (2019) - kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)

Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) - KPPJB

Dari Mata Air Hingga Muara (2020) - Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)

Pelangi Jiwa (2020) - kumpulan kisah inspiratif, KPPJB

Pena Digital Guru Milenial (2020) - kisah para guru blogger, PGRI

Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. Eko Indrajit

Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (2020) - Hasil Lomba Blog Hardiknas (PGRI) 

Sumbu Saihu Lisangbihwa (Jan 2021) - antologi puisi Saihu, Saihula, Saihudan bersama Lisangbihwa

Dendang Asa Dalam Untaian Kata (Jan 2021) - antologi pentigraf bersama KPPJB Regional Subang

Meniti Asa : Kumpulan Kisah Awal Menjadi Guru (Feb 2021) - KPPJB


Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih :

Peraih Parasamya Susastra Nugraha (100 Guru Penulis Jawa Barat) - 2020

Peraih Parasamya Suratma Nugraha (Penggerak literasi) - 2020

Penghargaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kab. Subang sebagai donatur buku - 2020

Penghargaan Bupati Subang (2020) diusulkan Disdikbud Kab. Subang

Penghargaan Bupati Subang (2021) diusulkan Disarpus Kab. Subang


Komunitas yang diikuti :

MGMP IPA (Pengurus di Komisariat Kalijati, Subang)

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)

Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)


Pengalaman :

Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cipeundeuy, Subang pada Pemilu 2019

Narasumber Pelatihan Belajar Menulis melalui WA Grup (PGRI)

Narasumber Belajar Bicara (Webinar APKS PGRI) 

Mari berteman dengan penulis :

Email : dittawidyautami@gmail.com

Blog : Blogspot dan Kompasiana 

YouTube : ditta widya utami

Instagram/Twitter : @dittawidyautami

LinkedIn : Ditta Widya Utami


Kirimkan ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Bagikan ke Pinterest


Materi pertama yang dibahas oleh ibu Ditta ialah mental dan naluri yang baik. Mari kita simak bersama-sama.

Mental Seorang Penulis

Ibu Ditta memaparkan ilmu pertama bahwa antara teknik menulis dan mental seorang penulis adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.

Ibarat jiwa dan raga. Teknik menulis dan mental penulis, keduanya harus ada agar penulis dan tulisannya bisa "hidup".

Teknik menulis yang saya maksud mencakup kemampuan seseorang dalam menulis. Mulai dari pemilihan kosa kata, kemampuan membuat outline, pemahaman mengenai gagasan utama, berbagai 

jenis tulisan, serta pengetahuan lain yang bersifat teknis.

Mental apa saja yang harus dimiliki penulis, saya tuangkan dalam bentuk mind map dan video materi yang bisa disimak pada link berikut :

https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/01/menjadi-narasumber-di-wag-17-pelatihan.html?m=1

Mind map tersebut adalah appetizer (hidangan pembuka)

Kali ini beliau akan lebih menitikberatkan pada keseimbangan teknik dan mental penulis.

Berdasarkan analisis beliau, dilihat dari keseimbangan teknik dan mental penulis, maka ada 4 Tipe Penulis, yaitu :

1. Dying writer

2. Dead man

3. Sick people

4. Alive



Tipe pertama adalah Dying Writer atau penulis yang sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis.

Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dsb)

Tipe ini bukan berarti tak mampu membuat tulisan. Hanya saja, diperlukan upaya ekstra agar orang-orang ini "mau" hidup sehat kembali untuk menulis.

Ibaratnya menjadi penulis masih sekedar angan-angan tanpa aksi nyata.



Tipe kedua adalah Dead Man. Sesuai namanya, tulisan dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di hp. Belum terpublish.

Tekniknya ada (sudah mampu menulis), hanya mentalnya masih lemah (malu, takut dikritik dsb) sehingga tidak berani mempublish tulisan. Belum berani membuat buku atau artikel. Padahal ilmu tentang kepenulisannya sudah mumpuni.


Tipe ketiga adalah Sick People. Orang-orang dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya.

Mereka sudah siap jika ada yang mengkritik, mengomentari tulisan mereka dan sejatinya sadar masih terdapat kekurangan dalam tulisannya.

Misal typo, penggunaan kata yang sama berulang kali, paragraf yang terlalu panjang, dsb.

Obat bagi kategori ini tentu saja terus menulis. Tingkatkan jam terbang dalam menulis. Insya Allah dengan sendirinya akan sembuh.

Karena semakin banyak menulis, semakin banyak review, semakin banyak baca, sehingga bisa meminimalkan kesalahan dalam penulisan karya.


Tipe yang keempat tentu saja kategori terbaik, yaitu Alive, yaitu penulis yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak saat pemiliknya bernyawa.

Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis (kuat teknik) serta kuat mentalnya.

Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka.

Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan. Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.

Ciri yang paling kentara dari kelompok ini tentu saja seperti juara lomba menulis, bukunya tembus di jurnal nasional, di media massa, dsb.

Kelompok Alive ini termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi tantangan menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan nulis, dsb)

Apakah kita bisa menjadi alive? Menurut ibu Ditta pasti bisa!

Yang penting terus aktif menulis dan pupuk mental penulisnya.



Bapak dan Ibu yang mengisi kuesioner pasti mengetahui bahwa salah satu pertanyaan beliau adalah "Apa yang Anda takutkan ketika menulis/mempublish tulisan?"

Ternyata dari 30 jawaban yang masuk, sebagian besar bisa dikategorikan menjadi 2 macam ketakutan, yaitu :

1. Takut terkait teknik penulisan (misal takut tidak sesuai kaidah penulisan, tidak sesuai aturan penerbit, alur dan pesan tulisan yang masih belum tampak, serta ketakutan lain yang sejenis)

2. Ketakutan yang berhubungan dengan (penilaian) dari orang lain. Misalnya takut dicemooh, diejek, tidak dibaca, dsb.

Sedangkan 3 orang lainnya menyatakan tidak memiliki ketakutan.Nah inilah yang patut kita tiru.

Teknik menulis akan membaik jika kita sering berlatih menulis. Mental penulis akan terbentuk ketika kita terus melatih diri mempublikasikan tulisan kita untuk dibaca oleh orang lain.contoh.

Jika mau jadi penulis hebat, kita harus mau meningkatkan teknik dan mental menulis kita.

Masuk ke bahasan kedua tentang Naluri Penulis, saya akan berangkat dari pengertian naluri menurut KBBI online.

na·lu·ri n 1 dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting; 2 Psi perbuatan atau reaksi yang sangat majemuk dan tidak dipelajari yang dipakai untuk mempertahankan hidup, terdapat pada semua jenis makhluk hidup;

Penulis sejati berangkat dari keresahannya. Membuatnya berbuat melalui "tulisan". Ia mengubah dunia dengan tulisan. Mengubah orang-orang melalui goresan tintanya.

Orang yang memiliki naluri penulis, akan mengoptimalkan seluruh inderanya sehingga bisa menghasilkan karya berupa tulisan.

Ada banjir yang melanda, dilihat di depan mata banyak orang mengungsi dsb, kemudian tergerak membuat tulisan.

Itu adalah contoh sosok yang memiliki naluri penulis.

Ada lagu syahdu yang bisa menjadi renungan, ia tuangkan dalam bentuk tulisan.

Ini pun contoh naluri penulis.

Kenali diri Anda dan lingkungan Anda, lalu buatlah tulisan. Maka karya karya yang kita hasilkan akan mengasah naluri penulis dalam diri kita.









Buku yang paling berkesan karya dari ibu Ditta yaitu kumpulan cerpen yang berisi kisah hidup beberap;a murid beliau yang sudah diubah dalam bentuk cerpen. Ini merupakan buku solo pertama.


Demikian materi menarik yang telah ibu Dittta. Tentu ini materi yang sangat penting untuk para penulis pemula. Kegiatan selanjutnya yaitu sesi tanya-jawab. Seribu satu pertanyaan mewarnai diskusi bersama wanita cantik nan pintar ini. Para peserta begitu antusias. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang masuk. Semuanya dijawab oleh narasumber dengan sangat memuaskan.

Akhirnya tibalah moderator dan narasumber mengakhiri kegiatan pelatihan kali ini. Terimakasih buat narasumber yang telah memberi bekal menulis kepada para penulis pemula. Juga moderator yang selalu setia mendampingi para peserta dengan sabar. Semoga Alloh SWT limpahkan pahala yang berlimpah bagi keduanya.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati










































































Rabu, 21 April 2021

Buku Muara Tulisan bersama Pak H. Thamrin Dahlan

Resume hari ke-8 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal             : Rabu, 21 April 2021

Waktu                        : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Narasumber               : Bapak H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si.

Moderator                  : Ibu Ditta Wahyu Utami

Tema                          : Buku Muara Tulisan




Alhamdulillah hari ini kita memasuki hari ke-8 di bulan Ramadhan. Meskipun dalam kondisi berpuasa namun semangat belajar masih menggelora. Pelatihan menulis pun tetap berjalan seperti biasa. Hari ini yang mendapat kesempatan menjadi moderator adalah seorang wanita cantik, energik, pintar, dan masih sangat muda. Siapa lagi kalau bukan ibu Ditta Widya Utami. Sedangkan narasumber hebat yang bertugas adalah seorang purnawirawan yang sarat dengan prestasi dan sudah banyak buku yang diterbitkan. Beliau adalah bapak H. Thamrin Dahlan, M.Si. Berikut profil beliau yang bisa kita simak.

Curiculum Vitae

H. Thamrin Dahlan M.Si

Alumni Pasca Sarjana UI

Lahir di Tempino Jambi 7 Juli 1952 

Purnawirawan Polri terakhir bertugas sebagai DIrektur Pasca Rehabilitasi BNN

Pangkat Kombes Pol.

Pekerjaan : Dosen dan Penulis serta Pendiri Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)

Tinggal di Kel. Dukuh Kramatjati Jakarta Timur

Aktif menulis sejak 2010 telah menerbitkan 37 Judul Buku. 

Saat ini Fokus membantu para penulis menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. 

YPTD telah menerbitkan 210  Judul Buku

Website :  terbitkanbukugratis.id

Email : thamrindahlan@gmail.com

WA : 08159932527

WAG : Terbitkan Buku Gratis

(media komunikasi, informasi dan edukasi literasi YPTD)

Motto Menulis : Penasehat Penakawan Penasaran

Materi tentang Buku Muara Tulisan dari bapak Thamrin Dahlan telah disiapkan dalam bentuk PPT sebagai berikut.















                                                                      


                                                                                    

                                                                                  


                                                                                               

 
            

                                                                                      



                                                                                    



                                                        








                                                                                        


                                                                             

   
    
                                                                                        

Beliau juga menyampaikan tentang bagaimana menerbitkan buku secara gratis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari buku Terbit.

Ada 3 program YPTD.  

Pertama Penulis telah memiliki Naskah Buku. 

Kedua Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikel maka akan buku akan diterbitkan. 

Ketiga YPTD menerbitkan buku antologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan.

Buku adalah Mahkota Seorang Penulis.  Laiknya seorang Raja , beliau diakui sebagai Penguasa karena mengenakan Mahkota di kepalanya. Mahkota itulah bentuk pengakuan resmi dari rakayatnya.  Analog dengan seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang seorang penulis sejati.

Ketentuan menulis di YPTD

1. Batasan minimal dari UNICEF ketebalan buku 80 halaman atau 40 lembar. YTPD menyarankan teman teman guru mengupayakan buku nya sampai minimal 150 halaman. Buku dengan ketebalan diatas 150 halaman memiliki pungggung dalam artian buku itu cukup tebal sehingga tampak gagah berwibawa ketika diletakkan di rak buku Perpustakaan.

2. Pada dasarnya YPTD tidak menyediakan editor naskah,  Namun dengan ketentuan ukuran buku A 5, Huruf TNR font 12 serta spasi 1.5 kemudian margin 1,5,1,1,1 inshaAllah tampilan buku sudah baik.  Upayakan tulisan per paragrat tidak lebih dari 5 kalimat.  Enak dibaca. Membaca dan terus membaca tulisan sendiri adalah editor yang terbaik, sebab ROH tulisan itu ada sama Penulis.  Janagan sampai kehilang Roh, oleh karena itu tulis sendiri  edit sendiri sehingga sampai timbul rasa puas. Pola ini saya lakukan ketika menerbitkan buku Tanpa Editor. 

Tips Menulis dari pak H. Thamrin adalah sebagai berikut :

Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir .  Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan.  Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir  perlu diselamatkan menjadi kitab.

Semua Orang Punya Buku

Tanpa kita sadari setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum namanya di sampul  / cover depan buku. Paling tidak dia pernah sekolah di tingkat paling rendah sekolah dasar. Itulah buku catatan tentang prestasi diri si murid,  hanya saja buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport.  Menginjak pendidikan menengah  SMP, SMA, SMK para pelajar dan siswa  sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku.

Ketika di Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat.  Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar Universitas,

Jelas sekarang nama anda sudah ada disampul depan buku ilmiah.  Tersimpan abadi di perpustakaan kampus.  Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi sebagai pemenuhan  kewajibkan memiliki buku. Satu saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)

Buku Pribadi

Setelah memiliki 3 buku (D3, S1 dan S2) kali ini saya akan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi.  Kata seorang teman secara berseloroh janganlah pulak nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan.

Buku (saya lebih suka menyebut kitab) adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika mamasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang yang begitu lapang dan panjang.  Bersebab waktu luang  yang tak habis kerena memberikan kuliah  saya dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada termenung menung.

19 Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com.  Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.  Apakah awak pantas menjadi penulis di media besar  berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi  memaksa diri tetapi total tertantang.  Kenapa tidak bisa mengikuti jejak  Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang  keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.

Motto penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis  berbagi kebaikan. Ssaya merasakan masuk ke dunia baru yang sangat meng asyiek kan.   Disinilah inspirasi dan aspirasi  serta angan angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini dan fiksi.  3 Jenis tulisan ini mengalir baik air bah sampai sampai saya masuk ke kategori addict (kecanduan menulis).

Kiat Menulis.

Salah satu kiat kenapa bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah 

-jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. 

-Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas.  

-Duduklah, paksakan diri tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit).  Nanti saja bicara kualitas bersebab indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif..

Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam (ipoleksosbudhankam)  dalam atau luar negeri.

Ketika menulis reportase taati  kaedah 5 W 1  H.  (what, where, wheb, why, who and how).   ebagai bukti liputan  original asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar.  Saya lebih banyak menulis reportase kehidupan masyarakat.  Inilah sumber inspirasi  tak pernah habis yang senantiasa menghampiri diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.  Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

Kenapa pula tidak menulis tentang opini. Saya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi. Mempertahankan objektivas, hindari hoax  dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.

3 Rahasia Menulis

Berdasarkan pengalaman beliau merasakan kejaiban 3 rahasia  terkait dunia jurnalistik. 

Rahasia pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi  diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.   Tahu sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.

Buku harian itu dia nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss. Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.

Rahasia ke 2 : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisan mu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya. Saya membuka rahasia tersebut ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak Prabowo.  Singkat cerita saya mendapat kehormatan menjadi Penulis Resmi PartaiI Gerindra selama masa kampanye 2014.  Terbitlah buku Prabowo Presidenku.  Best seller sampai di bajak.

Rahasia ke 3 : Profesi jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.  Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dnegan tokoh nasional.

Buku Muara Tulisan

Ketika tulisan sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atawa buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang Terkenal.

Saking besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner) saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah awak ini mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir belum punya “nama”.  Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.

Bersebab tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.  Ibarat  menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 2o kitab. Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri.  Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan  fokus membantu menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.

Penggiat Literasi

Keberadaan YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021  tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil diterbitkan 210  judul buku ber ISBN  Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .  Diskusi Literasi di  WAG Terbitkan Buku Gratis.

Program Bedah Buku setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode.  Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.

Mengumpulkan tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah mereka berhimpun didalam sebah kitab karena keabadian akan melekat pada dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.  Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku  di Perpustakaan Nasional.

Salam Literasi

BHP 21 April 2021

YPTD

Syukur alhamdulillah usai sudah kuliah online hari ini. Paparan materi yang luar biasa bermanfaat buat saya sebagai penulis pemula. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Semua peserta sangat antusias menerima materi dari narasumber hebat. Banyak pertanyaan yang disampaikan ke pak Thamrin dan beliau menjawab dengan senang hati. Terimakasih ilmunya pak Thamrin dan ibu Dita yang setia menemani para peserta. Semoga saya dapat mengikuti jejak kesuksesan pak Thamrin. Aamiin YRA.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati

Senin, 19 April 2021

Tips Mudah Menerbitkan Buku bagi Penulis Pemula

Resume Pertemuan ke-7 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal            : Senin, 19 April 2021Waktu                       

Pukul                        : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Pengantar                  :Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber               :Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator                 : Sucipto Ardi

Tips Mudah Menerbitkan Buku bagi Penulis Pemula



Memasuki hari ke-7 di bulan Ramadhan alhamdulillah saya masih diberi kesempatan menimba ilmu dalam Pelatihan Belajar Menulis yang diprakarsai oleh KSGN (Komunitas Sejuta Guru Ngeblog) dan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Kali ini yang bertindak sebagai moderator adalah bapak Sucipto Ardi yang biasa disapa dengan panggilan Pak Cip atau Pak Cipto. Sedangkan narasumber hebat yang akan berbagi ilmu adalah bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. 

Atas ijin Om Jay beliau pun mengawali kegiatan dengan mengajak para peserta pelatihan membaca basmallah  dan berdoa bersama. Agar lebih fokus terhadap paparan narasumber, maka pukul 13.00 WIB grup pun ditutup. Hanya admin yang dapat mengirim pesan. Sebelum Pak Brian memaparkan materinya, maka moderator  mempersilakan narasumber untuk berkenalan dengan para peserta.

Kegiatan Pelatihan Menulis pun dilanjutkan dengan perkenalan narasumber. 

Profil

Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".

Riwayat Pendidikan

SD Strada Kampung Sawah (1998-2004)

SMP Strada Kampung Sawah (2004-2007)

SMA Pangudi Luhur II Servasius (2007-2010)

PGSD Unika Atma Jaya Jakarta (2010-2014)

Riwayat Pekerjaan

Guru SD Santo Mikael, Jakarta (2014-2015)

Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta (2015-sekarang)

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di  Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah Hidup. 

Selain menulis di media cetak, tulisannya juga tertuang dalam berbagai media online dan karya buku sebagai berikut: 

Blog:

Blog personal (Blog Utama): www.praszetyawan.com

Blog Buku: www.bukubrian.blogspot,com

Blog Tutorial Blogspot: www.tamanbelajarblog.blogspot.com

Blog Pembelajaran SD: www.bahastematiksd.blogspot.com

Kompasiana: www.kompasiana.com/brianprasetyawan

Gurusiana: brianprasetyawan.gurusiana.id

Guraru: guraru.org/guru-berbagi/author/brianprasetyawan/

Gulisiana: https://gulisiana.id/penulis/raimundus_brian_prasetyawan.html 

Selanjutnya moderator pun menyampaikan susunan acara, sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Paparan narasumber (1 jam)

3. Tanya jawab (1 jam)

4. Penutup

Pak Cip selaku moderator mempersilakan pak Brian untuk memaparkan materi.

Pak Brian dengan penuh semangat menyapa para peserta latihan.

Selamat siang bapak/ibu hebat di seluruh Indonesia. Bersyukur sekali kita dapat berinteraksi dalam pelatihan belajar menulis ini walaupun berbasis teks lewat WA. Namun tentu kita semua tetap bersemangat untuk menulis hingga menerbitkan buku.

Dahulu beliau bergabung di pelatihan belajar menulis ini sebagai peserta gelombang 4 (Maret 2020). Beliau merasakan betul manfaat pelatihan ini sehingga sekarang ini  membantu Omjay dalam mengurus pelatihan ini. Hal ini bertujuan agar banyak guru di Indonesia dapat merasakan manfaat pelatihan ini.

Pak Brian juga memberikan semangat kepada para peserta agar menyelesaikan tugas-tugasnya hingga nanti lulus dalam pelatihan ini. Salah satunya dengan memberi tips dalam menerbitkan buku. Hal ini sesuai dengan tema kegiatan yaitu Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie. 

Dahulu pelatihan belajar menulis ini belum menghadirkan narasumber yang membahas tentang teknis menerbitkan buku di penerbit Indie. Semua ini berawal dari pengalaman pak Brian sendiri saat bingung harus bagaimana untuk dapat menerbitkan buku. Sekarang sudah ada, maka ini kesempatan yang baik untuk bapak/ibu.

Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.

Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain. 

Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.

Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan.tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Pak Brian sendiri sebenarnya sudah punya keinginan menulis buku pada tahun 2014. Beliau sudah berniat membuat buku tutorial blog. Waktu itu blm buku blog khusus guru. Namun beliau tidak punya mentor yang membimbing. Beliau tidak tahu harus masuk di komunitas apa. Beliau juga tidak punya banyak referensi tentang dunia penerbitan.

Beliau hanya tahu satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com. Disitu memang gratis tapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta. Ketika itu beliau masih kuliah. Tidak mungkin untuk mengeluarkan biaya sebesar itu. Semangat nya naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di dalam laptop.

Namun akhirnya pada Awal 2019 beliau mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Matanya terbuka bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan penerbit indie. Beliau semangat menyelesaikan naskah saya. Naskah tutorial blog beliau rombak untuk dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Karena buku tutorial blog secara umum sudah banyak. Tapi buku blog yang khusus untuk guru belum banyak.Hingga akhirnya pada Oktober 2020 saya mengirim naskah buku pertama saya ke salah satu penerbit Indie.

Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertama beliau terbit. Ini buku pertama pak Brian.

https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html. 

Selanjutnya beliau menjadi  ketagihan menerbitkan buku. 

Pak Brian termasuk salah satu yang bisa membantu bapak/ibu menerbitkan buku. Beliau memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. Beliau sudah membuka layanan ini sejak Juli 2020. Silakan perhatikan ketentuan umumnya di poster ini.


Sudah ada 46 buku yang terbit ber-ISBN lewat penerbit rekanan Pak Brian











Alhamdulillah pemaparan materi yang disampaikan oleh pak Brian selesai. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Beberapa pertanyaan yang masuk pun sudah mendapat jawaban memuaskan. Terimakasih kepada pak Brian atas ilmunya yang bermanfaat. Juga pak Cip yang dengan setia mendampingi para peserta hingga acara berakhir. Akhirnya pak Cip selaku moderator pun memberi kesempatan kepada pak Brian untuk memberikan closing statement.

Berikut pesan pak Brian kepada semua peserta pelatihan menulis. 
Semoga bapak/ibu banyak yang bertahan sampai 20 resume dan menerbitkan buku. Pelatihan ini membukakan jalan untuk kita dapat memiliki buku karya sendiri. Maka gunakan kesempatan ini sebaik mungkin. 

Menerbitkan buku sudah bukan suatu hal yang sulit lagi. Menerbitkan buku semudah belanja online. Kita order => transfer pembayaran => tunggu 1 bulan => buku terbit dan dikirim ke penulis. Jadi jika sudah memiliki naskah, jangan ragu untuk diterbitkan menjadi buku.

Semoga saya dapat menyelesaikan segala tugas dengan baik dan dapat mewujudkan impian yaitu menerbitkan buku seperti para senior yang hebat. Tidak hanya sebatas mendapatkan sertifikat, tetapi lebih dari itu saya dapat menebar ilmu bermanfaat dalam karya saya selanjutnya.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati









Sabtu, 17 April 2021

Menulis Resume untuk Jadi Buku bersama Sang Blogger Inspiratif

 Resume Pelatihan Menulis Gelombang ke-18 Hari ke-6

Hari, tanggal            :  Jumat, 16 April 2021

Waktu                       :  Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Pengantar                  : Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber               : Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.

Moderator                  : Ibu Dra. Sri Pujiastuti, M.Pd. 

Tema                          : Menulis Resume untuk Jadi Buku


Tanpa terasa hari ini sudah memasuki hari ke-6 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18. Alhamdulillah di siang yang cukup terik ini saya masih diberi kesempatan untuk menimba ilmu bersama dengan ibu dan bapak yang hebat-hebat dan penuh semangat. 

Dalam kesempatan yang baik ini  seperti biasa diawali dengan sambutan yang hangat dari bapak Wijaya Kusumah yang biasa disapa dengan panggilan akrab Om Jay. Beliau pun terlebih dahulu menyapa para peserta dengan ramah. Acara selanjutnya akan dipandu oleh moderator handal yaitu ibu Sri Puji Astuti yang biasa disapa dengan panggilan ibu Kanjeng. Dengan lembut dan ramah beliau pun mengucapkan salam dan memberi motivasi kepada semua peserta. Setelah itu barulah beliau memperkenalkan narasumber kali ini yaitu seorang guru muda nan pintar, cantik, ceria, dan energik. Siapa lagi kalau bukan ibu Aam Nurhasanah. 



Sekadar informasi bahwa ibu Aam Nurhasanah adalah seorang guru, kepala sekolah, blogger, dan penulis. Meski masih muda, tetapi beliau memiliki prestasi yang layak untuk dibanggakan. Beliau menjadi juara 1 dalam lomba menulis blog yang diadakan oleh PGRI.  Beliau juga sudah menghasilkan banyak buku. Sungguh prestasi yang tentu bisa jadi suritauladan bagi saya sebagai penulis pemula. Prestasi yang telah diraihnya tentu bukan sesuatu yang begitu saja dengan mudah bisa diperoleh melainkan harus disertai dengan usaha nyata. 

Apa saja pengalaman dan kiat-kiat dari ibu Aam yang layak kita tiru. Mari kita ikuti bersama pelatihan menulis ini. Akhirnya tibalah moderator mempersilakan narasumber untuk berbagi ilmu kepada para peserta pelatihan menulis. Berikut profil dari ibu Aam Nurhasanah.

BIONARASI



Aam  Nurhasanah, S.Pd. Lahir di Cipanas, tanggal 12 Agustus 1988. Menempuh masa pendidikan mulai dari  SD  Negeri Bintangresmi 02, SMP Negeri 1 Cipanas, SMA Negeri 1 Cipanas, Kuliah S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSATRASIADA dan lulus tahun 2012. Saat ini, saya menjadi kepala sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS (SMPS MAHIDA), sampai sekarang di Kp. Hamberang, Desa Luhurjaya, Kecamatan Cipanas, Kab. Lebak, Provinsi Banten.

Sejak bergabung di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI, penulis telah melahirkan 15 buku antara lain buku antologi ”Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng” Juli 2020. Buku Solo “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat” Agustus 2020. Buku kolaborasi Prof. Richardus Eko Indrajit judulnya “Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelligence” September 2020. Buku antologi “Kisah Inspiratif Sang Guru” Oktober 2020,”Kompilasi Artikel YPTD” November 2020,  “Jejak Digital Motivator Andal” Desember 2020, “Patidusa Pujangga Wiyata” Desember 2020, buku solo kedua “Kunci Sukses Menjadi Moderator Online” Desember 2020, “Kompilasi YPTD Lima” Januari 2021,  “The Power of Silaturahmi in Wriring” Februari 2021,  antologi kepala sekolah Wilayah Bina III SMP Kabupaten Lebak  berjudul “Jejak langkah Mengukir Prestasi” Februari 2021, antologi puisi “Semai Sukma Ksatria” Februari 2021, Buku Solo ketiga juara 1 lomba blog tingkat nasional berjudul “Blogger Inspiratif” Maret 2021 dan buku antologi “Haru Biru Hijrah Meraih Berkah” Maret 2021, dan antologi puisi "Makk!!!" April 2021.

Saat ini sedang menggarap 3 naskah buku antologi yaitu antologi pantun, antologi puisi, dan antologi gelombang 18. Mudah-mudahan makin semangat terus dalam berkarya. Aminn. 

Begitulah profil beliau yang sarat prestasi. Maka tidak salah pilih jika hari ini akan berbagi ilmu dengan semua peserta pelatihan menulis ini. 

Tema yang beliau angkat kali ini adalah "Menulis Resume untuk Jadi Buku." Tema ini beliau angkat karena menulis resume adalah salah satu jalan termudah untuk menerbitkan buku. Oleh karena itu, setelah bapak ibu mengikuti kelas menulis Om Jay dan PGRI ini harapannya  Bapak Ibu bisa menuliskan resumenya untuk menjadi bahan menerbitkan buku tentang dunia kepenulisan.

Berikut sudah beliau siapkan PPT yang bisa disimak bersama.


Resume adalah rangkuman atau ringkasan. Jadi saat menulis resume, peserta diharapkan tidak mengcopy seluruh perkataan dari narasumber. Tapi lebih bagusnya adalah mengembangkan dengan bahasa sendiri.

Ada 7 teknik untuk menulis resume jadi buku

1. Mengumpulkan resume dalam file word.

Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder

Buat satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20 

2. Menentukan tema.

Saat file kita sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema sejenis. 

Misalnya kita lihat materi dari narasumber.

Ada narasumber yang membahas teknik penulisan, satukan filenya beri bab teknik penulisan. 

Jika ada narasumber yang membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan. 

Jika ada narsum membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi. 

Jadilah 3 bab yang tersusun dalam satu buku.

3. Buat TOC (Table of Content/daftar isi) 

4. Kembangkan TOC

Contoh TOT ibu Aam

                                    Ini adalah buku ibu Aam hasil dari ikut pelatihan menulis Om Jay

5. Review, revisi, dan edit naskah. 

Saat kita menulis naskah, tulislah dahulu sebebas-bebasnya. Jangan sekali-kali mengedit saat sedang menulis. Karena itu bisa menghambat ide kita saat menulis. Tuliskan saja semua ide berserak. Jika selesai, barulah kita edit ejaan dan tanda baca sesuai kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Usahakan hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan. Jika Awal kata, nama orang, nama tempat, nama hari, nama bulan, harus ditulis huruf kafital. Masih banyak ejaan lain yang berhubungan dengan EYD.

6. Jika naskah sudah selesai, buatlah sinopsisnya. Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah kita buat. Biasanya ada di cover belakang buku.

 7. Kirim ke penerbit. Jangan takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, tenang saja ada tim editor penerbit yang siap membantu terkait penulisan kita yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit  menyediakan jasa editor naskah. Jadi, kita harus tanyakan terlebih dahulu, apakah naskahnya diedit oleh editor atau tidak.

Jika ingin menerbitkan buku secara gratis silakan bisa daftar dengan mengklik link blog di bawah ini.

https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/02/panduan-menerbitkan-buku-yptd.html


Panduan Menerbitkan Buku YPTD

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) Membantu Para Penulis menerbitkan Buku ber ISBN Tanpa Biaya. Kirim naskah buku ke thamrindahlan@gmail.com dengan ketentuan sebagai berikut

Ukuran buku : A5

Huruf   : Times News Roman

Font     : 12

Spasi    : 1.5

Margin: 1.5/1/1/1

Tebal buku : 150 - 200 halaman

Penulis di invite ke WAG YPTD terbitkanbukugratis.id untuk sarana komunikasi informasi dan edukasi. Proses terbitkan buku 14 hari setelah naskah di terima YPTD.

Proses tersebut meliputi:

1. Pengurusan ISBN ke Perpustakaan Nasional.

2. Mendesain cover dan edit buku oleh Tim YPTD

3. Menginsert Kata Pengantar Penerbit, mencantumkan Barcode ISBN dan Nomor Terbit YPTD di Cover belakang buku

4. Mencetak buku 5 eksemplar

5. Mengirim buku ke penulis


YPTD membiayai cetak gratis buku 5 eksemplar dengan distribusi :

A. 2 eksemplar buku untuk Perpusnas

B. 1 eksemplar buku untuk YPTD

C. 1 eksemplar buku untuk Donatur

D. 1 eksemplar buku + soft copy untuk Penulis (Master Buku)

Penulis menyatakan bersedia (sementara proses penerbitkan buku) posting 10 artikel di website YPTD terbitkanbukugratis.id  dan Penulis memiliki master buku sehingga bebas memperbanyak buku di percetakan mana saja untuk keperluan promosi. di jual atau sebagai hadiah.

Salam Literasi


YPTD

Setelah saya membaca ketentuan penerbitan buku di YPTD, segera saya kumpulkan semua artikel menjadi satu file. Tidak lupa saya menyusun hal-hal berikut meliputi:

1.   Judul naskah buku

2.   Halaman penerbit

3.   Halaman persembahan

4.   Kata sambutan

5.   Kata pengantar

6.   Prakata

7.   Daftar isi

8.   Isi naskah ditulis berdasarkan judul lomba blog setiap harinya

9.   Profil Penulis

10. Daftar bacaan/ link blog

11.  Sinopsis

Demikian paparan materi tentang bagaimana menulis resume yang telah disampaikan oleh ibu Aam Nurhasanah. Materi yang sangat penting dimiliki oleh para penulis pemula seperti saya. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Banyak peserta yang bertanya dan alhamdulillah narasumber pun menjawab dengan lancar dan memuaskan. Ibu Kanjeng selaku moderator pun mempersilakan narasumber untuk memberikan closing statement selama 15 menit terakhir setelah sesi tanya-jawab.

Jadi intinya bapak ibu, jika resume sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, bapak ibu sudah boleh menyusun naskah bukunya. Hubungi penerbit yang akan mengkawal lahirnya buku kita nanti. 

Pesan dari narasumber :

Tidak ada yang sulit di dunia ini selama kita mau belajar. 

Asahlah keterampikan menulis kita dengan menulis setiap hari.

Jika narasumber memberikan link blog, link youtube, ppt, kembangkanlah dan ambil poin pentingnya untuk diceritakan.

Menulis itu tidak sulit, yang sulit adalah memulai tulisan.Buang rasa malas dan tulislah resume hari itu juga. Insyaallah, ala bisa karena biasa.

Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari.

Akhirnya sampailah pada akhir kuliah online siang ini. Terimakasih atas semua ilmu yang saya dapat hari ini dari narasumber hebat yaitu ibu Aam Nurhasanah. Juga terimakasih kepada Om Jay dan ibu Kanjeng yang turut mendamping para peserta hingga kegiatan ini berakhir. Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan semuanya dengan pahala yang berlimpah. Aamiin YRA.


Salam Literasi

Soleh Setiyowati



 









 



Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...