Sabtu, 27 Maret 2021

Cerpen

 

                                                            Biarkan Kami Merajut Mimpi

    Pagi nan cerah tampak wajah-wajah ceria masuk dari pintu gerbang sekolahku. Mereka adalah semua siswa kelas VII, VIII, dan IX. Kebetulan pagi ini agenda di sekolahku yaitu kebersihan kelas bagi siswa kelas VIII. Sementara itu, siswa kelas VII pun memiliki kegiatan juga yaitu melaksanakan foto bersama untuk persiapan penerimaan raport semester genap nanti.

    Anak-anak tampak melaksanakan kegiatan dengan penuh antusias. Mereka begitu berharap suatu saat nanti PTM dapat direalisasikan. Mereka pun tidak segan bertanya kapan PTM dibuka kembali. Puncak kejenuhan telah mereka alami. Banyak alasan yang mereka ungkapkan saat ditanya oleh gurunya.

    "Bu guru, kapan sih anak-anak boleh sekolah lagi?" tanya Hanum.

    "Sabar, Han. Berdoa saja semoga virus corona segera enyah dari muka bumi ini," jawab ibu Ida.

    "Ya. Aku juga sudah bosan di rumah terus,"tukas Aldi.

    "Ya, Al. Memang di rumah terus itu bikin bosan,"imbuh bu Ida.

    Begitu banyak curhat anak-anak saat berjumpa gurunya. Apa saja keluhan mereka tentu boleh-boleh saja. Namun demikian anak-anak tetap harus diberi motivasi agar menyadari kenapa mereka harus berdiam diri di rumah. Semua itu tak lain agar kita dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona yang sudah satu tahun ini berkelana di seluruh negeri. Tidak terkecuali negeri kita tercinta, Indonesia.

    Tanpa terasa waktu sudah cukup siang. Tiga jam sudah anak-anak bejibaku membersihkan ruang kelas yang super kotor karena telah lama ditinggal oleh penghuninya. Sebelumnya saya membagi tugas terlebih dahulu. Ada yang bertugas menyapu, mengepel, mengambil air, dan lain sebagainya. Mereka pun dengan semangat mulai bersih-bersih tanpa mengeluh. Mereka bekerja sama agar  tugas bisa cepat selesai. Hingga tanpa terasa tiga jam telah berlalu. Kelihatan ruangan sudah mulai bersih. Saatnya mereka harus segera istirahat sejenak. Kuberikan beberapa lembar uang untuk sekadar beli es dan makanan kecil. Kupanggil salah satu di antara kerumunan anak-anak itu.

    "Dea, sini. Ibu minta tolong belikan es dan cemilan ya," kata bu Ida.

    "Ya, Bu." Dea pun berlalu pergi ke warung terdekat ditemani Anis dan Ira.

    Kerja bakti di kelas baru kali pertama dilakukan oleh siswa kelas VIII sejak pandemi corona. Persiapan Pembelajaran Tatap Muka sudah mulai terasa. Juga persiapan Ujian Sekolah yang akan dilksanakan bulan April. Kebetulan besok akan ada tim pemantau dari kecamatan untuk mengecek kesiapan PJJ tersebut.

    Melihat anak-anak yang begitu antusias membersihkan ruang kelas membuat hati ini kasihan melihatnya. Bagaimana tidak. Selama hampir satu tahun mereka menjadi siswa kelas VIII belum satu kali pun merasakan bangku sekolah seperti saat mereka berada di kelas VII. Alhamdulillah mereka tetap semangat meskipun masih ada sebagian siswa yang mengeluh ingin segera kembali ke sekolah seperti dulu.

    Sesaat beberapa menit akhirnya Dea dan teman-temannya kembali membawa minuman dan makanan kecil dari warung. Betapa girang hati anak-anak ketika kupersilakan untuk menikmati jajanan tersebut.

    "Terimakasih, Bu. Sudah repot-repot membelikan kami jajanan." Hampir bersamaan mereka ucapkan.

    "Sama-sama, Nak. Silakan istirahat dulu. Nanti kalau sudah selesai jangan lupa alat-alat kebersihan disimpan di tempat biasa ya," pesanku pada mereka.

    "Baik, Bu. Perintah Ibu akan segera kami laksanakan." Jawab anak-anak kompak.

    "Oh ya, ibu rasa kegiatan bersih-bersih ruangan kelas cukup. Hari Senin dilanjutkan kelompok 2 ya yang melaksanakan kerja bakti. Silakan nanti jika sudah beres kalian boleh pulang,"pesannya pada anak-anak.

    "Siap, Bu. Nanti kami selesaikan dulu. Terimakasih." Jawab Ira mewakili teman-temannya.

    Akhirnya mereka pun pulang dengan hati riang gembira. Kegiatan hari ini dapat diselesaikan dengan lancar. Kelas yang tadinya sangat kotor telah berubah menjadi bersih. Siap untuk melaksanakan ujian sekolah. Mereka pun berharap dalam waktu dekat dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka. Menimba ilmu bersama untuk menggapai asa.

    

    



    

Senin, 22 Maret 2021

Biografiku

 Assalamualaikum...

Hallo, perkenalkan nama saya Soleh Setiyowati. Saya tinggal di Klapagading Kulon RT 01 RW 08 Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Alhamdulillah saat ini saya memiliki seorang suami yang baik bernama  Suranto. Tanpa engkau, saya bukanlah apa-apa. Syukur alhamdulillah saya telah dikaruniai dua anak yaitu Aufa Nitya Raihanunnisa yang sekarang sudah duduk di kelas VII di SMP Negeri 1 Wangon dan Azharul Ghothfan Haaris yang baru duduk di kelas IV di SD Negeri 1 Wangon. Kedua mutiara yang insya Alloh menjadi penyejuk kalbuku.


Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...