Resume hari ke-26 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18
Hari, tanggal : Senin, 14 Juni 2021
Waktu : Pukul 19.00 - 21.00 WIB
Pengantar : Wijaya Kusumah, M.Pd.
Narasumber : Suparno, S.Pd., M.Pd.
Moderator : Maesaroh, M.Pd.
Alhamdulillah di tengah-tengah kesibukan menyelesaikan e-raport siswa, saya masih menyempatkan untuk belajar bersama dalam pelatihan menulis. Tentu tidak lain karena berharap dapat menyerap ilmu dari narasumber hebat dan kelak mendapatkan mahkota penulis. Semoga kesempatan itu selalu ada untuk dapat meningkatkan kompetensi di bidang menulis.
Malam ini tema yang diusung dalam pelatihan menulis adalah Menulis Buku Autobiografi. Narasumber hebat yang mendapat kesempatan berbagi ilmu dalam pelatihan ini adalah bapak Suparno, S.Pd., M.Pd. Sedangkan moderator yang bertugas malam ini adalah bu Maesaroh, M.Pd.
Moderator pun memulai kegiatan dengan membaca ayatul basmallah. Bismillahirohmanirohiim. Semoga acara malam hari ini berjalan dengan lancar. Lalu dilanjutkan dengan membacakan susunan acara perkuliahan sebagai berikut .
Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:
1. Pembukaan
2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)
3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)
4. Penutup (21.00-selesai)
Sebelum lebih lanjut berjalan, moderator mengajak para peserta latihan untuk mengenal lebih dekat siapa narasumber kita dengan membaca CV.
https://docs.google.com/document/d/1C9x3e9FvqynmgvfOVNhfdVxWSSoC4Ip_nOQ9CeVU1y8/edit?usp=sharing
Sebelumnya sebagai perkenalan bapak ibu silahkan berkumjung ke blog saya dan agar saya tahu bahwa ada tamu, tinggalkan jejak di sana.
http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/03/0_89.html?m=1
Contoh ke-1
Haus menulis lapar membaca
Tulisan saya memang ringan ringan saja. Tidak yang tinggi tinggi. Saya tidak bercerita tentang langit, mendung, bintang- bintang, bulan dan matahari.
Karena saya bukan dilevel itu, saya hanya menulis disekitar saya, tentang pasir atau debu yang menempel di kulitku. Barangkali ada butir pasir atau debu yang bermanfaat.
Tadi pagi saya naik sepeda motor dari Dindik ke SMP Takeran, saya sering disalip sepeda motor atau mobil, ada yang nyalipnya sopan ada yang tidak sopan. Orang orang itu mengendarainya terlalu kencang.
Saya lihat speedometer saya ternyata menunjukkan angka 40 sd. 50 km / jam.
Ternyata bukan mereka yang terlalu kencang, tetapi saya yang terlalu pelan.
Kadang saya berfikir terhadap orang yang dinilai kemajon. Barangkali bukan kemajon, tapi kita yang terlalu dibelakang, terlalu tertinggal. Karena tidak bisa mengikuti akhirnya memberikan stikma kemajon.
Orang yang berfikir maju, walaupun dikatakan kemajon, sebaiknya lanjut saja. Kalau terpengaruh dengan perkataan orang yang tertinggal, maka kemajuan yang sudah di ambang finish akan berhenti.
Sebaliknya orang yang tertinggal mau introspeksi diri, mengapa mereka bisa lari kencang, sedangkan saya tidak?
Untuk itu harus berani memutuskan untuk belajar. Belajar tidak semuanya harus di sekolah, atau bangku kuliah. Tapi bisa dengan cara membaca dan menulis.
Sayangnya kualitas membaca kita di urutan ke 60 dari 61 negara. Artinya kemampuan membaca kita masih rendah. Kita hanya mau membaca tulisan tulisan di WA, tapi kalau dihadapkan pada tulisan di buku, lebih-lebih buku yang tebal maka mata kita sudah langsung ngantuk. Perut terasa mual.
Tapi kalau ditekat terus maka ngantuknya hilang, mualnya berubah jadi haus dan lapar. Haus menulis, lapar membaca.
Ini merupakan contoh tulisan beliau yang sarat makna di mana kita disuguhi tulisan ringan namun bermanfaat buat semua. Kita pun dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita baca.
Tulisan bapak Suparno memang lebih banyak berisi motivasi. Motivasi tersebut meliputi:
1. Motivasi beribadah. Dengan motivasi beribadah akan memacu kita untuk menjadi orang kaya di surga nanti.
2. Motivasi bekerja. Dengan motivasi bekerja akan maju ekonominya.
3. Motivasi belajar. Dengan motivasi belajar akan maju ilmu pengetahuannya.
Tulisan lain dari bapak Suparno ada dalam link di bawah ini.
http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/0_30.html?m=1
Contoh ke-2
Menanamlah, karena ada keberkahan di sana.
Pagi tadi agak santai, tidak aktivitas ke luar. Akhirnya saya gunakan berkebun membersihkan rerumputan disekitar alpukat.
Setelah dibersihkan kemudian diberi pupuk kandang. Ada secerah harapan terbayang diangan angan. Besuk kalau sudah pensiun akan merawat kebun ini. 5 tahun yang akan datang panen alpukat dan pete.
Karena ada harapan itulah saya rela mencangkul sampai bermandikan keringat. Kemudian minum habis banyak, wah sehat sekali. Kalau seminggu sekali saja bisa seperti ini dijamin badan terasa sehat.
Yu Ni membantuku mendistribusikan pupuk kandang itu. Hingga seluruh tanaman mendapatkan bagian pupuk itu. Luar biasa tetangga yang satu ini semangat kerjanya tanpa tanding, iklas dan tangguh.
Yu Ni membantu saya sudah sejak anak saya yang kedua berumur 2 tahun. Jadi sudah 15 tahun. Orangnya jujur, disiplin dan tanggung jawab.
Dalam setengah hari semua pekerjaan selesai. Luar biasa. Puas rasanya sudah memenuhi kebun dengan tanaman yang hijau.
Ada satu filosofi yang penting kita camkan di benak kita. Menanamlah agar bisa panen. Dengan menanam akan ada harapan masa depan yang lebih baik. Tidak usah khawatir nanti dimakan burung dicuri orang, di makan tikus dan sebagainya. Semuanya itu menjadi sedekah kita.
Kalau pohon yang kita tanam tidak berbuah, setidaknya pasti menghasilkan oksigin, menyimpan air, yang itu dibutuhkan semua makluk hidup.
Nabi bersabda,
“Seorang muslim yang menanam pohon, menabur benih,lalu pohon/tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, dan binatang ternak, maka semua itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari)
Betapa menanam pohon adalah amal yang produktif. ‘Amal jāriyah namanya, amal yang terus dicatat sebagai kebaikan meski orangnya duduk sambil minum kopi.
Tentang pentingnya menanam bahkan jika hari Qiyamat pun sudah terjadi dan di tangan memegang biji untuk ditanam. Maka tanamlah. Nabi bersabda,
"Jika kiamat sudah terjadi dan kebetulan tangan kalian memegang batang kurma, sekiranya kalian sempat menggali, maka tanamlah ia.” (HR. Bukhari)
Oo iya, kalau tidak punya kebun bagaimana? Yah, tanam saja kebaikan dalam "kebun -kebun" kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas maka berbahagialah dengan menanam karena ada harapan di sana , harapan memanen dan harapan pahala. Yang jelas menanam juga perintah agama yang ada keberkahan di dalamnya.
Contoh ke-3
http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/9_28.html?m=1
Siwakku hilang lagi
Saya sangat suka pada benda ini, namanya siwak. Saya mengenal benda ini sejak 1990. Benda ini di impor dari Saudi Arabia.
Siwak atau miswak adalah batang atau ranting dari pohon arak (Salvador persica). Pohon yang termasuk dalam ketegori semak belukar ini banyak ditemui di wilayah Timur Tengah.
Apa Manfaatnya benda ini?
Manfaat siwak adalah untuk kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya adalah untuk mencegah gigi berlubang. Tak heran jika tradisi bersiwak (membersihkan gigi dengan siwak) masih cukup populer di negara Timur Tengah dan beberapa negara Afrika.
Ada banyak kandungan alami di dalam siwak yang diyakini mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya alkaloid, silika, sodium bikarbonat, chloride, dan fluoride. Di samping itu, siwak juga mengandung bahan alami lain, seperti vitamin C, kalsium, sulfur, essential oil, dan tannin.
Kecuali itu bagi orang Muslim benda ini manfaatnya dipakai untuk menggosok gigi sebelum sholat atau membaca Al-Qur’an.
Orang yang memakai siwak kemudian sholat 2 rokaat maka pahalanya lebih baik daripada sholat 70 rokaat.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: {رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ}.
Nabi saw. bersabda, “Dua rakaat dengan bersiwak lebih baik dari pada tujuh puluh rakaat dengan tanpa bersiwak.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Daruquthi dari shahabat Ummu Darda’ dengan sanad Hasan.
Siapa yang pernah shalat 70 brakaat? Saya pikir berat. Tetapi dengan strategi memakai benda ini maka akan mendapatkan pahala lebih baik dari sholat 70 rakaat.
Ada lagi yang menjadi motivasi bagi saya untuk memakai benda ini.
وقال صلى الله عليه وسلم: {تَسَوَّكُوا فإنَّ السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ}.
Nabi saw. bersabda, “Bersiwaklah kalian, karena sungguh siwak itu mensucikan mulut dan diridhai Tuhan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dari shahabat Abu Umamah.
Memang bagi orang-orang modern memakai siwak kelihatan aneh. Tapi kalau mengetahui ilmunya maka sangat menyukai benda ini.
Saya sering kehilangan benda ini, saya merasa sedih sekali. "Nah pasti disembunyikan setan ini," pikir saya. Memang setan tidak suka pada orang yang memakai siwak. Karena memakai siwak menyebabkan diridhoi Allah.
Seperti kemarin siwak saya hilang, pada hal tidak punya cadangan lagi, akhirnya tadi sepulang sekolah saya mampir di "kota Madinah"( Temboro ). Saya beli 5 hanya seharga 35 ribu. Murah sekali. Tapi kalau mau shalat kehilangan benda ini jadi sedih rasanya.
Itulah siwak, benda murah tapi menyebabkan Allah ridho. Bagaimana tertarik kan? Pakaialah agar ibadahnya lebih bernilai.
Semoga pandemi segera berlalu, sehingga ibadah kita tidak terganggu.
Materi menulis buku Biografi
Kita tidak tahu berapa umur seseorang, kita tidak tahu kapan ajal datang, maka menulislah buku biografi agar anak cucumu tahu sejarah perjalanan kehidupan Anda.
Dari sejarah perjalanan kehidupan Anda, anak cucumu bisa belajar betapa untuk mencapai kesuksesan itu butuh perjuangan yang luar biasa
Bapak Suparno juga teringat pesan dari salah satu dosen IKIP Surabaya yaitu Budi Dharma. Bapak Budi Dharma juga pernah menjabat sebagai rektor IKIP Surabaya tahun 1985. Beliau menyampaikan bahwa kita ini orang biasa. Untuk bisa menjadi orang yang luar biasa maka bekerjalah luar biasa, berjuanglah dengan luar biasa.
Suatu saat seandainya buku kita bermanfaat untuk pembaca, maka amal jariah akan mengalir terus meski penulis tersebut sudah tiada. Untuk itulah buku yang kita tulis diharapkan tidak hanya cerita, tetapi usahakan cerita yang di dalamnya terkandung hikmah. Pembaca diharapkan terinspirasi dengan apa yang kita tuliskan. Seperti rajin beribadah, giat bekerja, giat belajar, dan sebagainya.
Suatu saat pasti ada diantara anak cucu kita yang cinta pada ilmu pengetahuan dan ingin tahu sejarah perjalanan kehidupan nenek moyangnya. Di saat itu buku biografi sangatlah berharga.
Bagaimana menyusun buku biografi?
Menulis biografi sebetulnya sangat mudah karena sama saja menulis pengalaman yang dialami kita sendiri. Para pakar menulis berpendapat bahwa menulis itu sebetulnya mudah karena apa saja yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami bisa kita jadikan ide tulisan. Dalam hal ini menulis biografi merupakan contoh tulisan yang sangat tepat untuk penulis pemula karena berisi suatu peristiwa yang kita alami.
Dari membaca buku biografi tokoh, maka kita dapat mengetahui apa saja yang bisa diceritakan dalam penulisan buku biografi. Contohnya biografi tokoh bapak Chairul Tanjung.
Jangan hanya satu buku tetapi minimal 3 buku sehingga Bapak Ibu bisa memiliki pembanding yang baik. Jangan hanya orang-orang ternama, tetapi juga membaca buku biografi orang-orang yang selevel dengan kita. Sehingga kita tidak berkecil hati untuk menuliskan perjalanan hidup kita.
Langkah-langkah menulis buku biografi
1. Mulailah dengan membuat outline. Atau kerangka tulisan.
Misalnya dimulai dari
Melahiran
Masa masa sekolah TK, SD,SMP,SMA, Kuliah, Bekerja, menikah, punya anak, pergi jauh, ke luar kota, luar negeri dll
Masalah masalah yang pernah dihadapi, kenangan pahit, kenangan indah dsb.
Membangun rumah, mantu punya cucu, aktif di organisasi dll.
Nonton wayang, ikut bela diri, main musik dsb
2. . Kemudian membuat jadwal menulis, taatilah jadwal yang telah Bapak Ibu Buat.
3. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan data data pendukung, misalnya foto, buku diary dsb.
4. menulis per outline. Atau per judul. Tulislah mengalir saja jangan diedit dulu ,walaupun ada kesalahan biarkan saja, terus menulis sampai selesai.
5. Tulislah dengan pikiran dan perasaan, dengan akal budi dari hasil merenung yang dalam maka pikiran Bapak Ibu akan terbimbing oleh ilham yang mengarahkan.
6. Ketika kita menulis kadang muncul ilham atau ingatan sesuatu yang pantas ditulis. Tuliskan saja judulnya, dibuku yang berbeda. Kemudiaan segera kembali fokus ke outline.
7. Setelah semua judul sudah terbahas kemudian sisipkan judul yang terjeda tadi sesuai dengan urutan sejarah perjalanan kehidupan Bapak Ibu.
8. Kemudian lakukan editing mulai awal hingga akhir.
Di bawah ini contoh hasil karya narasumber kita. Keren khan?
9. Setelah itu mintalah orang lain yang Bapak Ibu percaya untuk menjadi editor yang berkaitan dengan ejaan, tata bahasa dan lain-lain.
10. Kemudian buatlah caver buku yang baik, mintakan kata pengantar pada tokoh tokoh terkenal semoga membawa keberkahan
11. Langkah selanjutnya adalah kirimkan ke penerbit yang Bapak Ibu percaya memberikan keberuntungan, cetakannya bagus, harga terjangkau dll
Perbedaan biografi dan autubiografi
Biografi itu adalah sejarah perjalanan hidup yang ditulis oleh orang lain
Autobiografi itu sejarah perjalanan hidup yang ditulis oleh dirinya sendiri.
Struktur penulisan buku biografi dan autobiografi :
halaman KDT, daftar isi, daftar lampiran, bab atau judul, penutup, lampiran foto foto, biografi singkat penulis. Tanpa daftar pustaka.
Demikian paparan ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana cara menulis buku biografi. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak peserta yang antusias bertanya dan semuanya dijawab dengan memuaskan oleh narasumber.
Kesimpulan: sukses itu bukan milik orang kaya, jika ingin menulis autoboigrapi menulislah sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Tulislah perjalanan hidup kita yang amat penting. Agar kita menjadi inspirasi untuk orang lain. Seperti kisahnya Chairul Tanjung.
Alhamdulillah berakhir sudah penyampaian materi dan tanya-jawab dari narasumber hebat. Terimakasih kepada bapak Suparno yang telah berbagi ilmu dan ibu Maesaroh sebagai moderator yang telah mendampinginya. Semoga Alloh SWT melimpahkan pahala bagi keduanya. Aamiin YRA.
Salam Literasi
Soleh Setiyowati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar