Selasa, 22 Juni 2021

Tips Menulis Autobiografi

 Resume hari ke-26 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Senin, 14 Juni 2021

Waktu                            : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Pengantar                       : Wijaya Kusumah, M.Pd.

Narasumber                    : Suparno, S.Pd., M.Pd.

Moderator                       : Maesaroh, M.Pd.



Alhamdulillah di tengah-tengah kesibukan menyelesaikan e-raport siswa, saya masih menyempatkan untuk belajar bersama dalam pelatihan menulis. Tentu tidak lain karena berharap dapat menyerap ilmu dari narasumber hebat dan kelak mendapatkan mahkota penulis. Semoga kesempatan itu selalu ada untuk dapat meningkatkan kompetensi di bidang menulis. 

Malam ini tema yang diusung dalam pelatihan menulis adalah Menulis Buku Autobiografi. Narasumber hebat yang mendapat kesempatan berbagi ilmu dalam pelatihan ini adalah bapak Suparno, S.Pd., M.Pd. Sedangkan moderator yang bertugas malam ini adalah bu Maesaroh, M.Pd. 

Moderator pun memulai kegiatan dengan membaca ayatul basmallah. Bismillahirohmanirohiim. Semoga acara malam hari ini berjalan dengan lancar. Lalu dilanjutkan dengan membacakan susunan acara perkuliahan sebagai berikut .

Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:

1. Pembukaan

2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)

3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)

4. Penutup (21.00-selesai)

Sebelum lebih lanjut berjalan, moderator mengajak para peserta latihan untuk mengenal lebih dekat siapa narasumber kita dengan membaca CV.

https://docs.google.com/document/d/1C9x3e9FvqynmgvfOVNhfdVxWSSoC4Ip_nOQ9CeVU1y8/edit?usp=sharing

Sebelumnya  sebagai perkenalan bapak ibu silahkan  berkumjung  ke blog saya  dan agar saya tahu bahwa ada tamu, tinggalkan  jejak di sana.

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/03/0_89.html?m=1

Contoh ke-1

Haus menulis lapar membaca

Tulisan saya memang ringan ringan saja. Tidak yang tinggi tinggi. Saya tidak  bercerita tentang langit, mendung,  bintang- bintang, bulan dan matahari. 

Karena saya bukan dilevel  itu,  saya hanya menulis  disekitar  saya, tentang pasir atau debu  yang menempel  di kulitku. Barangkali  ada butir pasir atau debu  yang bermanfaat.  

Tadi pagi saya naik  sepeda motor dari Dindik ke SMP  Takeran,  saya sering disalip sepeda motor atau mobil, ada yang nyalipnya  sopan ada yang tidak sopan. Orang  orang  itu  mengendarainya  terlalu kencang. 

Saya lihat speedometer saya ternyata menunjukkan  angka 40 sd. 50 km / jam. 

Ternyata  bukan mereka  yang terlalu  kencang,  tetapi saya yang terlalu pelan.

Kadang saya berfikir  terhadap orang yang dinilai kemajon. Barangkali  bukan kemajon, tapi kita  yang terlalu dibelakang, terlalu  tertinggal. Karena tidak bisa mengikuti  akhirnya memberikan  stikma kemajon.

Orang yang berfikir  maju,  walaupun  dikatakan  kemajon, sebaiknya  lanjut  saja. Kalau  terpengaruh  dengan perkataan  orang yang tertinggal,  maka kemajuan yang sudah di ambang finish  akan berhenti.

Sebaliknya  orang yang tertinggal mau introspeksi  diri,  mengapa  mereka  bisa lari  kencang, sedangkan saya tidak?

Untuk  itu  harus berani  memutuskan  untuk  belajar.  Belajar  tidak semuanya harus di sekolah,  atau bangku  kuliah. Tapi bisa dengan cara membaca dan menulis.  

Sayangnya  kualitas membaca kita  di urutan ke 60 dari 61 negara.  Artinya  kemampuan  membaca kita masih rendah. Kita hanya mau membaca  tulisan tulisan di WA, tapi kalau  dihadapkan  pada tulisan  di buku,  lebih-lebih  buku  yang tebal  maka  mata kita sudah langsung ngantuk. Perut terasa mual.

Tapi kalau ditekat  terus maka ngantuknya hilang, mualnya  berubah jadi haus dan lapar. Haus menulis,  lapar  membaca. 

Ini merupakan contoh tulisan beliau yang sarat makna di mana kita disuguhi tulisan ringan namun bermanfaat buat semua. Kita pun dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita baca.

Tulisan bapak Suparno memang lebih banyak berisi motivasi. Motivasi tersebut meliputi:

1. Motivasi beribadah. Dengan motivasi beribadah akan memacu kita untuk menjadi orang kaya di surga nanti.

2. Motivasi bekerja. Dengan motivasi bekerja akan maju ekonominya.

3. Motivasi belajar. Dengan motivasi belajar akan maju ilmu pengetahuannya.

Tulisan lain dari bapak Suparno ada dalam link di bawah ini.

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/0_30.html?m=1

Contoh ke-2

Menanamlah, karena ada keberkahan di sana.

Pagi tadi agak santai,  tidak aktivitas  ke luar. Akhirnya  saya  gunakan berkebun  membersihkan  rerumputan disekitar  alpukat.  

Setelah  dibersihkan kemudian  diberi pupuk  kandang. Ada secerah harapan  terbayang  diangan  angan. Besuk  kalau sudah pensiun  akan merawat kebun  ini.  5 tahun yang akan datang  panen alpukat  dan pete.

Karena  ada harapan  itulah  saya rela mencangkul  sampai  bermandikan  keringat. Kemudian minum  habis banyak,  wah sehat  sekali.  Kalau  seminggu sekali  saja bisa seperti  ini  dijamin  badan terasa sehat.

Yu Ni membantuku  mendistribusikan  pupuk  kandang  itu. Hingga  seluruh tanaman  mendapatkan  bagian pupuk  itu.  Luar biasa  tetangga  yang satu  ini   semangat kerjanya  tanpa tanding,  iklas  dan tangguh.

Yu  Ni membantu  saya sudah  sejak  anak  saya  yang kedua  berumur  2 tahun. Jadi sudah 15 tahun. Orangnya jujur,  disiplin dan tanggung jawab. 

Dalam  setengah  hari semua pekerjaan  selesai. Luar biasa.  Puas  rasanya  sudah memenuhi  kebun  dengan tanaman  yang hijau.

Ada satu filosofi  yang penting  kita  camkan  di benak  kita. Menanamlah  agar bisa panen. Dengan menanam  akan ada harapan masa depan yang lebih baik. Tidak usah khawatir  nanti dimakan  burung   dicuri  orang,  di makan tikus dan sebagainya.  Semuanya  itu menjadi sedekah  kita. 

Kalau pohon yang kita tanam tidak berbuah, setidaknya  pasti menghasilkan  oksigin, menyimpan air, yang itu dibutuhkan  semua makluk  hidup. 

Nabi bersabda,

“Seorang muslim yang menanam pohon, menabur benih,lalu pohon/tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, dan binatang ternak, maka semua itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari)

Betapa menanam pohon adalah amal yang produktif. ‘Amal jāriyah namanya, amal yang terus dicatat sebagai kebaikan meski orangnya duduk sambil minum kopi. 

Tentang pentingnya  menanam bahkan jika hari Qiyamat pun sudah terjadi dan di tangan  memegang  biji untuk  ditanam. Maka tanamlah. Nabi bersabda,

"Jika kiamat sudah terjadi dan kebetulan tangan kalian memegang batang kurma, sekiranya kalian sempat menggali, maka tanamlah ia.” (HR. Bukhari)

Oo iya, kalau  tidak  punya kebun bagaimana? Yah, tanam saja  kebaikan dalam "kebun -kebun" kehidupan. 

Berdasarkan uraian  di atas  maka berbahagialah  dengan menanam karena  ada harapan  di sana  , harapan memanen dan harapan  pahala. Yang jelas  menanam juga perintah  agama yang ada keberkahan  di dalamnya. 

Contoh ke-3

http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/05/9_28.html?m=1

Siwakku hilang lagi

Saya sangat  suka  pada benda ini, namanya siwak. Saya mengenal  benda ini sejak 1990. Benda ini di impor dari Saudi Arabia. 

Siwak atau miswak adalah batang atau ranting dari pohon arak (Salvador persica). Pohon yang termasuk dalam ketegori semak belukar ini banyak ditemui di wilayah Timur Tengah.

Apa Manfaatnya  benda ini?

Manfaat siwak adalah  untuk kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya adalah untuk mencegah gigi berlubang. Tak heran jika tradisi bersiwak (membersihkan gigi dengan siwak) masih cukup populer di negara Timur Tengah dan beberapa negara Afrika.

Ada banyak kandungan alami di dalam siwak yang diyakini mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya alkaloid, silika, sodium bikarbonat, chloride, dan fluoride. Di samping itu, siwak juga mengandung bahan alami lain, seperti vitamin C, kalsium, sulfur, essential oil, dan tannin.

Kecuali itu bagi orang Muslim benda ini manfaatnya  dipakai  untuk  menggosok gigi  sebelum sholat  atau membaca  Al-Qur’an.  

Orang  yang memakai  siwak kemudian sholat  2 rokaat  maka pahalanya  lebih baik  daripada sholat  70 rokaat.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: {رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ}.

Nabi saw. bersabda, “Dua rakaat dengan bersiwak lebih baik dari pada tujuh puluh rakaat dengan tanpa bersiwak.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Daruquthi dari shahabat Ummu Darda’ dengan sanad Hasan.

Siapa yang pernah shalat  70 brakaat? Saya pikir  berat.  Tetapi  dengan strategi memakai benda ini  maka akan mendapatkan  pahala  lebih baik  dari sholat  70 rakaat. 

Ada lagi yang menjadi  motivasi  bagi saya untuk  memakai  benda ini.

وقال صلى الله عليه وسلم: {تَسَوَّكُوا فإنَّ السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ}.

Nabi saw. bersabda, “Bersiwaklah kalian, karena sungguh siwak itu mensucikan mulut dan diridhai Tuhan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dari shahabat Abu Umamah. 

Memang  bagi  orang-orang  modern  memakai  siwak  kelihatan  aneh.  Tapi kalau  mengetahui  ilmunya  maka sangat  menyukai  benda ini. 

Saya sering kehilangan benda  ini, saya merasa  sedih sekali. "Nah pasti disembunyikan  setan ini," pikir  saya. Memang setan  tidak suka  pada orang yang  memakai  siwak.  Karena  memakai  siwak menyebabkan  diridhoi  Allah. 

Seperti  kemarin siwak  saya hilang,  pada hal tidak punya  cadangan lagi,  akhirnya  tadi sepulang  sekolah  saya mampir  di "kota Madinah"( Temboro ).  Saya beli 5 hanya seharga 35 ribu. Murah  sekali. Tapi  kalau  mau shalat  kehilangan  benda  ini  jadi sedih  rasanya. 

Itulah siwak, benda murah tapi menyebabkan Allah ridho. Bagaimana  tertarik  kan? Pakaialah  agar ibadahnya  lebih bernilai.

Semoga  pandemi  segera  berlalu,  sehingga  ibadah  kita tidak terganggu.

Materi  menulis  buku Biografi

Kita tidak tahu berapa  umur seseorang,  kita tidak tahu  kapan ajal  datang, maka menulislah  buku  biografi  agar  anak  cucumu  tahu  sejarah perjalanan  kehidupan Anda.

Dari sejarah  perjalanan  kehidupan Anda,  anak  cucumu bisa belajar  betapa  untuk  mencapai  kesuksesan  itu  butuh  perjuangan  yang luar biasa

Bapak Suparno juga teringat pesan dari salah satu dosen IKIP Surabaya yaitu Budi Dharma. Bapak Budi Dharma juga pernah menjabat sebagai rektor IKIP Surabaya tahun 1985. Beliau menyampaikan bahwa kita ini orang biasa. Untuk bisa menjadi orang yang luar biasa maka bekerjalah luar biasa, berjuanglah dengan luar biasa.

Suatu saat seandainya buku kita bermanfaat untuk pembaca, maka amal jariah akan mengalir terus meski penulis tersebut sudah tiada. Untuk itulah buku yang kita tulis diharapkan tidak hanya cerita, tetapi usahakan cerita yang di dalamnya terkandung hikmah. Pembaca diharapkan terinspirasi dengan apa yang kita tuliskan. Seperti rajin beribadah, giat bekerja, giat belajar, dan sebagainya.

Suatu  saat  pasti  ada diantara  anak  cucu kita  yang cinta pada ilmu  pengetahuan dan ingin tahu  sejarah  perjalanan  kehidupan  nenek moyangnya. Di saat itu  buku   biografi  sangatlah   berharga.

Bagaimana  menyusun  buku  biografi?

Menulis biografi sebetulnya sangat mudah karena sama saja menulis pengalaman yang dialami kita sendiri. Para pakar menulis berpendapat bahwa menulis itu sebetulnya mudah karena apa saja yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami bisa kita jadikan ide tulisan. Dalam hal ini menulis biografi merupakan contoh tulisan yang sangat tepat untuk penulis pemula karena berisi suatu peristiwa yang kita alami.

Dari membaca buku biografi tokoh, maka kita dapat mengetahui apa saja yang bisa diceritakan dalam penulisan buku biografi. Contohnya biografi tokoh bapak Chairul Tanjung.

Jangan  hanya satu buku  tetapi minimal  3 buku sehingga  Bapak Ibu bisa memiliki  pembanding yang baik. Jangan  hanya  orang-orang  ternama,  tetapi  juga  membaca  buku  biografi orang-orang  yang selevel  dengan kita.  Sehingga  kita tidak  berkecil  hati  untuk  menuliskan  perjalanan  hidup  kita.

Langkah-langkah menulis buku biografi 

1. Mulailah  dengan  membuat outline. Atau kerangka  tulisan. 

Misalnya  dimulai  dari 

Melahiran 

Masa masa sekolah TK, SD,SMP,SMA, Kuliah,  Bekerja, menikah,  punya anak,  pergi  jauh, ke  luar kota, luar negeri dll

Masalah  masalah  yang pernah dihadapi,  kenangan pahit, kenangan indah  dsb.

Membangun rumah,  mantu  punya cucu,  aktif di organisasi  dll.

Nonton wayang,  ikut  bela diri, main musik  dsb

2. . Kemudian  membuat  jadwal  menulis,  taatilah  jadwal  yang telah   Bapak Ibu  Buat.

3. Langkah  selanjutnya  adalah  menyiapkan  data data pendukung,  misalnya  foto,  buku diary  dsb.

4. menulis per outline.  Atau per judul.  Tulislah mengalir  saja  jangan  diedit  dulu ,walaupun  ada kesalahan  biarkan saja,  terus menulis  sampai selesai.  

5. Tulislah  dengan pikiran dan perasaan,  dengan akal budi  dari hasil merenung yang dalam maka pikiran  Bapak Ibu  akan terbimbing  oleh ilham  yang mengarahkan.

6. Ketika  kita  menulis kadang  muncul  ilham atau ingatan  sesuatu  yang pantas ditulis.  Tuliskan  saja   judulnya,  dibuku  yang berbeda.  Kemudiaan  segera  kembali  fokus  ke  outline.

7. Setelah  semua  judul  sudah terbahas  kemudian  sisipkan  judul  yang terjeda tadi  sesuai  dengan urutan  sejarah  perjalanan  kehidupan  Bapak Ibu.

8. Kemudian  lakukan editing  mulai  awal  hingga  akhir.

Di bawah ini contoh hasil karya narasumber kita. Keren khan?


9. Setelah itu  mintalah  orang  lain  yang Bapak Ibu percaya  untuk  menjadi editor   yang berkaitan  dengan  ejaan,  tata  bahasa  dan lain-lain.

10. Kemudian  buatlah  caver  buku  yang baik,  mintakan kata  pengantar  pada tokoh tokoh  terkenal semoga membawa  keberkahan

11. Langkah  selanjutnya  adalah  kirimkan  ke penerbit  yang Bapak  Ibu  percaya  memberikan  keberuntungan,  cetakannya  bagus,  harga terjangkau  dll

Perbedaan biografi dan autubiografi

Biografi  itu  adalah sejarah perjalanan hidup  yang ditulis oleh  orang lain

Autobiografi  itu sejarah perjalanan  hidup yang ditulis  oleh  dirinya  sendiri.

Struktur penulisan buku biografi dan autobiografi :

halaman KDT, daftar  isi,  daftar lampiran,  bab atau judul,   penutup,  lampiran foto  foto,  biografi  singkat  penulis. Tanpa daftar pustaka.

Demikian paparan ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana cara menulis buku biografi. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Cukup banyak peserta yang antusias bertanya dan semuanya dijawab dengan memuaskan oleh narasumber. 

Kesimpulan: sukses itu bukan milik orang kaya, jika ingin menulis autoboigrapi menulislah sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Tulislah perjalanan hidup kita yang amat penting. Agar kita menjadi inspirasi untuk orang lain. Seperti kisahnya Chairul Tanjung.

Alhamdulillah berakhir sudah penyampaian materi dan tanya-jawab dari narasumber hebat. Terimakasih kepada bapak Suparno yang telah berbagi ilmu dan ibu Maesaroh sebagai moderator yang telah mendampinginya. Semoga Alloh SWT melimpahkan pahala bagi keduanya. Aamiin YRA.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...