Selasa, 04 Mei 2021

Menguak Rahasia Penerbit Mayor

 Resume Hari ke-11 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Rabu, 28 April 2021

Waktu                            : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Narasumber                   : Edi S. Mulyanta, S.Si, M.T.

Moderator                      : Bambang  Purwanto

Tema                              : Penerbit Mayor





Alhamdulillah di tengah kesibukan kegiatan Ujian Sekolah ternyata masih ada kegiatan lain yang tak kalah pentingnya yaitu mengikuti Pelatihan Menulis Gelombang ke-18 yang diprakarsai oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) dan PGRI. Bersama Om Jay dan rekan penggiat literasi yang hebat-hebat akhirnya saya bisa bergabung untuk belajar menulis. 

Tidak mudah untuk bisa beradaptasi dengan peserta Pelatihan Menulis dan para narasumber yang ilmunya sudah tidak bisa diragukan lagi. Tetapi saya akan berusaha untuk dapat beradaptasi dengan mereka. Minimal saya harus selalu semangat untuk mengikuti pelatihan dan mengerjakan tugas-tugas dengan disiplin.

Kegiatan hari ini bertema Penerbit Mayor dan saya beri judul Menguak Rahasia Penerbit Mayor. Moderator dalam kegiatan ini adalah bapak Bambang Purwanto yang dikenal dengan sapaan akrab Mr. Bams. Sedangkan narasumber hebat yang mendapat kesempatan berbagi ilmu yaitu bapak Edi S. Mulyanta. 

Dalam kesempatan yang baik ini moderator membuka kegiatan dengan salam dan memberi semangat kepada para peserta. Selanjutnya moderator memberi kesempatan kepada narasumber untuk menyampaikan materi. Namun sebelum penyampaian materi, terlebih dahulu moderator memperkenalkan narasumber yang bertugas. Berikut biodata beliau.

CV Singkat

Nama : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.

Jabatan : Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher

TptLhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969

Status : Menikah

Istri : Retna G.

Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani

 2. Raditya Rizky Duanda (alm)

3. Naditya Tertia Alfarizky

Hobby : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik

Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta

Weblog : http://bukudigital.my.id

 http://ebukune.my.id


Pendidikan

1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994

2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006

Riwayat Pekerjaan

1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000

2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001

3. Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002

4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002

5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002

6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004

7. Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019

8. Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang

9. Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 - Sekarang


Karya tulis buku (Lihat di https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao)

1. How to make money in BIG DATA, 2021

2. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019

3. Teknik Modern Fotografi Digital 2007

4. Pengolahan Digital Image 2007

5. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006

6. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005

7. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005

8. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005

9. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll

Akhirnya tibalah narasumber menyampaikan salam kepada para peserta yang hadir.

Beliau menyampaikan terimakasih atas kepercayaan dan waktunya untuk berdiskusi dengan bapak ibu semua yang hebat-hebat di forum ini.

Beliau ternyata bernama Edi S. Mulyanta, CV lengkap  sudah terlampirkan di depan.

Semoga pengalaman beliau di dunia penerbitan dan penulisan buku dapat memberikan sekadar berbagi informasi pengetahun kepada bapak ibu.

Sebelum beliau bergabung di Penerbit Andi, beliau adalah penulis lepas yang hidup memang dari menulis buku.

Sudah nyaris 20 tahun beliau menangani penerbitan di Penerbit Andi, semoga pengalaman saya dapat memberikan inspirasi kepada bapak ibu sekalian.

Hampir 1 tahun ini, ada pengalaman di penerbitan yang tidak beliau jumpai pada tahun2 sebelumnya, yaitu adanya pandemi yang luar biasa mengubah perputaran bisnis di semua bidang termasuk penerbit buku seperti industri kami saat ini.

Baru bulan Maret 2021, kegiatan penerbitan kami dapat dikatakan sudah kembali berjalan normal seperti biasa. Akan tetapi tantangan yang telah ditimbulkan akibat pandemi tidak mudah dapat kita lalui dan selesaikan dalam waktu dekat.

Dunia penerbitan saat ini baik itu penerbit mayor maupun penerbit menghadapi sesuatu permasalahan yang hampir sama dengan kehidupan usaha yang lain sekarang di masa pandemi yang belum tahu kapan pasti berakhir.

Dunia penerbitan baik penerbit mayor maupun penerbit minor adalah dunia bisnis semata, dan terbesit idealisme di dalamnya, yang tentunya setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda.

Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit.

Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling utama di samping tentunya pasar di luar toko buku yang tidak dapat kita ke sampingkan juga. Toko buku inilah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia penerbitan.

Di Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, sudah dijelaskan dengan gamblang tentang sistem perbukuan di Indonesia

Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat  dipertanggungjawabkan  dan terpadu, yang mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku.

Saat ini yang bermasalah adalah dalam tahap pendistribusian materi yang telah kami proses untuk dapat meningkatkan literasi baca di Indonesia.

Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya Demikian arti makna menurut UU No 3 - 2017

Tugas penerbit adalah mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.

Beliau mengingatkan kepada para peserta perlu juga mengetahui definisi ^naskah buku^ dan ^buku^yang telah dijelaskan dengan gamlang pula di UU Perbukuan ini.

Bapak Edi berpendapat bahwa Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.

Tugas penulis adalah menghasilkan Naskah Buku yang memenuhi kriteria bagi penerbit.

Penerbit akan mengolah Naskah Buku tersebut menjadi komoditas berupa buku cetakan maupun buku elektronik menyesuaikan perkembangan jaman.

Definisi Buku menurut UU Perbukuan.

Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Ke depan baik itu penerbit buku Mayor maupun Minor dapat berperan saling melengkapi dalam memenuhi amanat undang-undang ini.

Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.

Beberapa Undang-undang yang memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2 ….Hasil Penelitian wajib disebarluaskan…. dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN)

PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN


Karena begitu pentingnya luaran atau outcomes dari beberapa profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit-penerbit  yang menyalurkan hasil pemikiran penulis dalam bentuk buku yang ber ISBN.

Manfaat ISBN menurut Perpustakaan Nasional yang mempunyai hak untuk mengeluarkan nomor tersebut.

Penerbit di Indonesia telah diwadahi pemerintah dalam organisasi IKAPI, sehingga bapak dan ibu yang akan menerbitkan buku, sebaiknya menggunakan saluran tersebut yang telah diakui oleh pemerintah.




Setiap penerbit diberi nomor tanda keanggotaan IKAPI.

Setiap penerbit diperbolehkan untuk mengajukan Nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertenu dalam ISBN untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya.

Skala produksi ini hanya menunjukkan kemampuan output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas. Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk Publications Element Number.



Inilah struktur ISBN sebagai penanda Perpusnas dalam mendistribusikan nomor buku secara individual.

Karena hal itulah kemudian muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor, hanya karena masalah skala produksi saja.. visi dan misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi idealisme di dalamnya.

Aturan pemerintah, terkadang bergerak mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit. Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja.

Bahkan di luaran Pendidikan Tinggi, jelas mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran).

Hal inilah yang semakin menegaskan garis yang jelas penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya.

Hal ini tentunya ke depan akan semakin diperbaiki, mengingat penerbitan buku saat ini sudah mengikuti perkembangan teknologi yaitu penerbitan buku digital.

Bapak Edi saat ini juga sedang mengembangkan penerbitan digital di perusahaan kami, untuk mengantisipasi perkembangan jaman yang semakin nyata terlihat arahnya ke depan.

Beliau menyampaikan bahwa kita dapat melihat percontohan buku digital dan proses pemasarannya di http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id

Ini adalah proyek percontohan pengembangan buku digital kami dan proses pemasarannya

Silakan mencoba bertransaksi buku digitalPenerbit kami saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini., supaya kita tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini.

Penerbit kami saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam Penerbit saat ini sedang mereposisi diri untuk tetap bertahan, walaupun tentunya tidak akan mudah. Sehingga kami membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap mengobarkan semangat literasi di perbukuan.bisnis buku saat ini.

Dengan berlakunya PSBB dan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

Penerbit tentunya gamang dengan keadaan seperti ini, mengingat suplai naskah masih berjalan bahkan tidak terimbas pandemi, akan tetapi proses menjadikan menjadi sebuah komoditas buku yang bernilai ekonomi sangat terhambat pandemi.

Saluran-saluran digital dapat menjadi alternatif  untuk tetap berkembang  mendistribusikan ilmu pengetahuan. Kami mencoba mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Bapak Edi menyampaikan bahwa kita selaku penulis dapat mencoba menawarkan naskah ke semua penerbit, karena pada saat ini kondisi naskah di beberapa penerbit masih tetap terbuka lebar. Yang menyulitkan adalah proses produksi dan pemasarannya. Kami mencoba mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Beliau juga menjelaskan bahwa penulis dapat mencoba menawarkan naskah ke semua penerbit, karena pada saat ini kondisi naskah di beberapa penerbit masih tetap terbuka lebar. Yang menyulitkan adalah proses produksi dan pemasarannya..

Semoga ke depan, Toko Buku, Aktifitas Belajar Mengajar kembali normal sehingga pasar buku dapat kembali menggeliat.

Beliau juga menyarankan agar penulis tetap mengirimkan usulan naskah ke penerbit-penerbit baik skala mayor maupun minor. Karena peluang itu akan selalu ada.

Ingat kembali bahwa sebagai kita sebagai penulis dituntut untuk menghasilkan outcomes atau luaran yang berdampak. Yaitu hasil tulisan buku yang ber ISBN, supaya ilmu kita tidak hilang ditelan jaman.

Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis. Buku-buku pendidikan, juga kita tetap pertahankan produksinya, karena kami yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku kita konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya.

Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju. Sukur-sukur bapak ibu tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Beliau juga mengatakan bahwa pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit. Akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Demikian tadi akhir dari pemaparan materi dari bapak Edi selaku narasumber yang sangat menarik.  Kegiatan selanjutnya adalah sesi tanya-jawab. Para peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini. Bahkan cukup banyak peserta pelatihan yang bertanya kepada narasumber. Terimakasih kepada bapak Edi selaku narasumber yang berkenan berbagi ilmu dan tak lupa Mr. Bams selaku moderator yang selalu setia mendampingi para peserta dengan penuh kesabaran. Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan keduanya dengan pahala yang berlimpah. Aamiin YRA.


Salam Literasi


Soleh Setiyowati





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...