Sabtu, 10 April 2021

Dasar Penulisan sebagai Modal Utama Calon Penulis

 Resume Hari ke-3

Pengantar        : Ibu Aam Nurhasanah

Narasumber    :  Ibu Rita Wati, S.Kom.

Moderator        : Bapak Sucipto Ardi

Tema                : Dasar Penulisan


Syukur alhamdulillah malam ini saya masih diberi kesempatan belajar bersama dalam Pelatihan Menulis Gelombang ke-18. Pengantar dalam kegiatan ini yaitu Ibu Aam Nurhasanah. Ibu Aam mewakili Om Jay karena beliau sedang fokus disertasi S-3. Moderatornya adalah Bapak Sucipto Ardi yang biasanya dipanggil Pak Cip saja jika di sekolah. Sedangkan narasumbernya adalah Ibu Rita Wati, S.Kom. Tema dalam kegiatan ini adalah Dasar Penulisan.




Sebelum acara dimulai tak lupa Pak Cip menyapa seluruh peserta Pelatihan Menulis. Lalu menyampaikan susunan acara sebagai berikut :

1. Pembukaan

2. Paparan narasumber (1 jam)

3. Tanya-jawab (1 jam)

4. Penutup

Pak Cip mempersilakan kepada Ibu Rita Wati, S.Kom. untuk menyampaikan materi dengan tema "Dasar Penulisan." Moderator pun menjelaskan profil Ibu Rita Wati, S.Pd. selaku narasumber. Ibu Rita Wati, S. Kom. adalah seorang wanita kelahiran Tanjung Pinang pada tahun 1402 Hijriah. Beliau berprofesi sebagai seorang guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Selain berprofesi sebagai guru, beliau juga mendapat tugas tambahan sebagai operator dapodik di sekolah tersebut. Tentu profesi ini sangat cocok dengan latar belakang pendidikan beliau.





Ibu Rita pun memulai pemberian materi dengan mengucapkan salam terlebih dahulu. Kemudian menyampaikan paparan materi. Namun sebelumnya Ibu Rita menceritakan kisahnya.
Beliau mulai menulis sejak pandemi setahun lalu ya Bapak/ibu, Itulah hikmah pandemi bagi Ibu Rita karena dapat memanfaatkan waktu dengan mengikuti komunitas menulis.

Beliau ternyata alumni dari Kelas Belajar Menulis Gelombang 10
Persis 1 tahun yang lalu bertepatan juga dengan bulan Ramadhan
4 buku beliau terdiri dari  buku tutorial, cerpen,  kumpulan kisah inspirasi dan satu resume hasil belajar menulis.









4 buku dengan genre yang berbeda membuat beliau jadi banyak belajar tentang kepenulisan. Ditambah lagi beliau juga menjadi kurator di 3 buku antologi membuat saya semakin banyak belajar tentang keunikan dari masing-masing penulis.

Apa penyebab susah menulis?
1. Susah ide.
2. Miskin kosa kata.
3. Sulit merangkai kata.
4. Susah memulai.
5. Bingung mau menulis apa.
6. Tidak percaya diri.
7. Merasa tulisannya jelek.
8. Merasa tulisan tidak layak untuk di baca

A. Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:
What (apa)
Where (dimana)
When (kapan)
Who (siapa)
Why (mengapa)
How (bagaimana)

Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA “Apa DImana Kapan SIapa Mengapa Bagaimana

What : Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? Apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?

Who dalam 5W1H memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang yang tulis.

When
Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan

Where
Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan

Why
Suatu peristiwa pasti terjadi bukan tanpa alasan.

How atau bagaimana
Penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita

Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.

B. Sekarang tentang kesalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemula
1. Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang
2. Tanda baca yang sering keliru.
3.     Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.
4. Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

Tipsnya http://bit.ly/Tips-Agar-Tulisan-Enak-Dibaca

 D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.

1. Penggunaan huruf kapital/ besar :
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh : 
Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.
Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh :   
Sukarno
Dayang Sumbi
Raden Ajeng Kartini

c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh :
“Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: 
Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.
Allah selalu bersama hamba-Nya.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : 
Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.
Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh : 
S.H. = Sarjana Hukum
S.Kom. = Sarjana KomputerPenggunaan

 kata depan di
Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.
Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
Dt.        = Datuk
Tb.        = Tubagus

a. Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)

b. Penulisan di dipisah jika:Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.
Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.

Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).

Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.
Contoh: 
Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!
Ayo belajar!

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Pesan dari Pak Cip
Silahkan main ke blog Pak Cip di: krantoa.my.id (blog yang menarik tentunya..hehehehehe)dan channel Youtube yang juga menarik…di: https://www.youtube.com/user/sciptoa/videos

Jika ingin berkunjung ke blog Bu Rita silakan di sini :
http://www.ritapinang.my.id/
https://catatangurumilenial.wordpress.com/
https://www.kompasiana.com/ritapinang
https://www.youtube.com/user/ritapinang10

Alhamdulillah pemaparan materi selesai. Dilanjutkan sesi tanya-jawab. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Ini dibuktikan dengan berbagai macam pertanyaaan yang ditujukan ke Ibu Rita Wati. Semua pertanyaan pun terkait dengan permasalahan yang menimpa para penulis pemula. Semuanya bisa dijawab dengan memuaskan. Semoga ilmu yang diperoleh malam ini dapat diaplikasikan saat menulis. Terimakasih buat Ibu Rita Wati yang telah berbagi ilmu. Juga Pak Cip selaku moderator. Tidak lupa kepada semua yang terlibat dalam acara ini. Semangat selalu.

Salam Literasi 

Soleh Setiyowati




























7 komentar:

  1. Mantap bu..keren..lengkap dengan foto2👍😊 saya sering lupa masukin foto..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu. Foto2 dimasukkan biar kelihatan byk...

      Hapus
  2. Semangat Bunda,ayo menulis terus sampai jadi buku🌹👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismillah. Semoga terwujud bisa terbitkan buku. Terimakasih bu dh mampir..

      Hapus
  3. Siip lemgkap semua ada ,semangat terus ya...

    BalasHapus

Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...