Kamis, 16 September 2021

Gapai Asa di Tengah Pandemi

 Assalamualaikum...

Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga berkenan maembaca karyaku ini. Jangan lupa berikan komentar sebagai rekam jejak bahwa sobat Lage sudah berkunjung ya. Terimakasih.






Gapai Asa di Tengah Pandemi

Oleh : Soleh Setiyowati


Ketika pandemi virus Covid-19 belum ada

Banyak siswa berkunjung di sana

Sebuah ruangan sarat ilmu berada

Itulah perpustakaan sekolah yang nyata


Di tempat inilah beragam buku dipajang

Untuk semua siswa yang haus tantangan

Bisa juga menyelesaikan tugas tambahan

Demi nilai  bagus yang  selalu diharapkan


Namun kini suasana berubah

Semua siswa belum boleh ke sekolah

Untuk sekadar buka buku bersama

Tuk gapai indahnya cakrawala dunia


Belajar bersama mengenal bahasa

Bahasa baku, bahasa nonbaku harus ada

Agar tak sia-sia ahli bahasa mengenalkan teorinya

Demi kemajuan khasanah bahasa kita


Bagaimana wawasan makin bertambah

Bagaimana ketrampilan terangkai indah

Jika hingga detik ini tak mau berubah

Jangan biarkan semua siswa gundah


Wahai penguasa alam semesta

Beri kesempatan kami meraih cita

Untuk membahagiakan ortu tercinta

Raih kesuksesan agar menjadi nyata


Banyumas, 16 September 2021





Kamis, 02 September 2021

Merdeka yang Kudamba

 

Hari ini penulis mencoba mengikuti tantangan menulis dengan tema merdeka. Tantangan ini dilaksanakan setiap hari Kamis. Maka dikenal dengan nama Kamis Menulis. Semoga sahabat lage berkenan membacanya. Inilah puisi dadakan yang coba penulis suguhkan.


Merdeka yang Kudamba

Oleh : Soleh Setiyowati


Hampir 2 tahun lamanya negeri kita merana

Semua berawal pandemi virus corona

Sudah banyak korban berjatuhan

Tak hanya saudara, pun kawan


Hai virus corona si keparat

Jangan kau biarkan hidup melarat

Negeri ini butuh orang hebat

Agar suatu saat menjadi kuat


Biarkan anak-anak bebas sekolah

Tanpa ada keluh kesah

Biarkan anak-anak merdeka berkarya

Agar mereka tak lagi terpedaya


Biarkan mereka bebas bermain 

Tak hanya bermodal gadget yang sedang in

Mereka butuh wahana-wahana lain

Agar warna hidup tak lagi mungkin


Atas izin-Mu kumohon segala pinta

Atas semua yang selama ini kudamba

Tuk hidup penuh suka cita

Atas segala ridho-Nya


Banyumas, 2 September 2021







Kamis, 22 Juli 2021

Pertemuan Perdana di Kelas 9B

 


Saya awali pagi ini dengan menyapa anak-anak via Google Meet. Hari Senin, tanggal 19 Juli 2021 cukup padat kegiatan saya. Jam pertama yang dimulai pukul 07.00 kegiatannya adalah mengabsen siswa. Jam 07.30 siap memberikan materi di hadapan 34 siswa dari kelas IX B. 

Menghadapi semua siswa dengan berbagai karakter ternyata tidak mudah. Ada yang rajin, tapi ada juga yang malas. Bagi siswa yang rajin begitu saya beri link Google Meet langsung merespon dengan segera bergabung. Namun bagi siswa yang malas tentu ada saja seribu satu alasan untuk tidak segera bergabung. 

Sudah cukup lama saya tidak mengajar siswa kelas IX. Awalnya saya bingung harus bagaimana nanti memulainya. Beberapa hari sebelum pemberian materi saya berguru dulu dengan rekan guru senior. Syukur alhamdulillah rekan guru saya atau lebih tepatnya partner saya dalam bekerja sangat membantu dalam hal ini. 

Hari kedua setelah bertanya saya langsung dikirimi perangkat pembelajaran kelas IX. Paket komplit lagi. Dari silabus, RPP, video pembelajaran, dan lain sebagainya. Rekan guru saya ini bernama Bapak Supardi, S.Pd. Beliau sangat pintar, rajin, kreatif, dan inovatif. Biarpun usia beliau tidak muda lagi, tetapi semangat untuk maju tidak kalah dengan guru yang yunior. Pokoknya jadi suri tauladan bagi saya untuk bekerja sama dengan baik.

Materi hari ini adalah Mengidentifikasi Laporan Percobaan. Sebelumnya saya menyiapkan materi dalam bentuk Power Point. Hal ini bertujuan agar penyampaian materi lebih sistematis, jelas, dan menarik. Di akhir materi saya selingi dengan memberikan feed back berupa soal-soal latihan yang terkait dengan materi hari ini.

Hari ini merupakan pengalaman perdana mengajar kembali di kelas IX. Tentu setelah beberapa tahun lamanya saya diberi tugas mengajar di kelas VII dan VIII. Walaupun sebetulnya mengajar dengan berbagai tingkatan sama saja. Hanya perbedaannya di kelas IX ini harus lebih semangat karena tuntutannya siswa harus lulus dengan nilai maksimal.

Alhamdulillah meski harus sering mengingatkan ke semua siswa ternyata ada hasilnya. Saat saya memberikan pertanyaan hampir semua siswa bisa menjawab dengan baik. Sebetulnya jika ingin pintar memang syarat utamanya harus rajin belajar. Ada beberapa siswa yang saya minta menjawab. Diantaranya Varrel, Syifa Alifiana, dan Amelinda. 

Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 ini menuntut semua guru harus mengikuti perkembangan jaman. Tidak terkecuali saya pun demikian. Berbagai pelatihan terkait dengan pembelajaran online saya ikuti. Hal ini bertujuan agar saya mendapat wawasan baru tentang bagaimana mengajar di era pandemi. Belajar tanpa bertemu langsung dengan siswa. Sungguh ini suatu hal yang baru. Awalnya sangat susah. Tanpa bekal apa-apa jelas membuat guru kebingungan. 

Semangat berkobar untuk berinovatif dan maju harus terus ada dalam diri guru di jaman now. Meski ada saja yang mencela dengan merendahkan orang lain. Seperti peribahasa "anjing menggonggong kafilah berlalu" saya coba tutup telinga dengan harapan apa yang saya dapat dari berbagai pelatihan dapat bermanfaat untuk ke depannya. Demi kemajuan generasi masa depan yang gemilang di negeri tercinta ini.

Melalui tulisan yang sangat sederhana ini saya berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Hal ini karena dengan bertatap muka secara langsung tentu pembelajaran lebih jelas, efektif, dan siswa lebih semangat. Jika ada siswa yang malas akan segera bisa ditangani dengan baik. Tetapi jika masih harus bersahabat dengan kondisi yang tak menentu ini pasti menuntut guru lebih kreatif dan kreatif. 

Semangat selalu buat semua guru Indonesia. Apapun kondisi negeri kita, maka kita tidak boleh menyerah. Yakinkan diri bahwa kita tetap bisa memberikan sumbangsih kepada anak didik kita dengan segala kompetensi yang dimiliki. Sukses selalu untuk para pendidik di seluruh Indonesia. Sukses selalu untuk anak-anak kita.

Selasa, 20 Juli 2021

Semua karena qodarulloh

 

Hampir setiap hari terdengar kabar duka. Apakah ini pertanda kiamat sudah dekat atau memang Alloh SWT murka dengan segala tingkah kita? Hingga Engkau berikan ujian yang amat berat seperti ini. Entah saudara, teman dan tetangga harus berpulang ke pangkuan Illahi Robbi. 

Dini hari tadi tepatnya pukul 02.30 WIB terdengar kabar duka. Putri dari rekan kerja telah meninggal karena serangan virus Covid-19. Namanya mba Tsabit.  Penuturan tetangga sebelah tadi berawal dari anak yang telah dikandungnya yang baru berusia 7 bulan terpapar virus Covid-19 menular ke ibunya. Jika Alloh SWT sudah berkehendak, maka tidak ada satu makhluk pun yang dapat menghalanginya. Semoga ini menjadi jalan almarhumah kembali kepada Alloh SWT dengan predikat husnul khotimah. Aamiin YRA.



Senin, 05 Juli 2021

Belajar Teknik Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 Resume hari ke-15 Pelatihan menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                      : Jumat, 7 Mei 2021

Waktu                                 : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Pengantar                           : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Narasumber                        : Susanto, S.Pd.

Moderator                           : Rita Wati, S.Kom.

Tema                                   : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan



Bersyukur kepada Alloh SWT atas segala karunia-Nya hingga saat ini penulis masih diberi kesempatan menimba ilmu bersama narasumber hebat. Siapa lagi kalau bukan bapak Susanto, S.Pd. Sedangkan moderator yang bertugas siang hari ini adalah ibu Rita Wati, S.Kom.

Tanpa berlama-lama moderator pun mempersilakan narasumber hebat untuk memulai memaparkan materi. Bapak Susanto menyapa para peserta yang hadir dalam pelatihan menulis dan memberikan motivasi agar semangat mengikuti pelatihan. 

Sebelum mempublikasikan tulisan, ada hal yang harus diperhatikan yaitu  melakukan “Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan”.

Seorang narasumber hebat bernama Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto akan memandu kita bagaimana tulisan bisa terpublikasi dengan baik tanpa ada kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan istilah "Typo". Beliau merupakan seorang Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan, yang dilahirkan Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Seorang sarjana S1 PGSD ini mengantarkannya menjadi seorang editor pada komunitas pelatihan menulis asuhan Om Jay.

Dalam memulai kuliahnya beliau memperjelas makna dari profreading yang memiliki kesamaan makna dengan istilah 'editor'. Banyak sekali karya guru-guru hebat yang berhasil beliau edit sehingga naskah/tulisannya enak untuk dibaca. Di antara buku-buku yang beliau edit terdapat buku Antologi Menulis Gelombang 18. Sebuah buku yang berisi true story para penulis yang diberi judul "Purwakarya Literasi" 


Pak D Susanto mengatakan bahwa Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Lantas kapan kita harus melakukan Proofreading? Proofreading dilakukan setelah kegiatan menulis selesai dilakukan. Hal ini sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan pedulikan teknis. Salah tidak apa-apa. Manfaatkan saja ideyang masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing.

Apabila Proofreading sama dengan editing/mengedit, lantas apa perbedaannya? 

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. 

Beliau menggambarkan dengan jelas bagaimana Proofreading dilakukan. Proofreading dilakukan terhadap tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Sedangkan editing dilakukan terhadap tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal.

Ada 4 langkah penting dan bersinergi dalam melakukan proses editing dan proofreading.

1. Pengeditan konten

Aktivitas ini merupakan revisi draf awal teks. Terkadang yang dilakukan adalah memindahkan, menambahkan, menghapus, atau bahkan mengubah konten secara signifikan.

2. Pengeditan baris

Dalam hal ini kemungkinan terjadi perubahan kata, frasa, kalimat, dan penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan alirah teks. Tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan cerita, ide, ataupun argumen dengan sebaik-baiknya.

3. Menyalin pengeditan

Langkah ini dilakukan untuk memoles kalimat agar menjadi sempurna. Dalam artian bahwa tata bahasa yang digunakan sudah benar, sintaksnya jelas, dan konsisten dalam gaya tulisan. Aktivitas menyalin ini tidak melakukan perubahan konten teks sedikit pun, kecuali jika ada kalimat bermakna ambigu atau multitafsir. 

4. Proofreading

Nah, ini yang dimaksud sebagai aktivitas terakhir setelah tulisan selesai. Proofreading dilakukan mengacu pada empat hal, yakni:

a. Mengecek ejaan. Seharusnya dalam proses ini tetap berkiblat pada KBBI. Namun pada kata-kata tertentu menunjukkan sebuah gaya tulisan yang khas penerbit.

b. Memenggal kata-kata dan ini tetap mengacu pada KBBI.

c. Konsistensi nama dan ketentuan.

d. Memprhatikan judul bab dan penomorannya.

Pada hakikatnya, aktivitas proofreading dilakukan dengan memposisikan diri sebagai pembaca pertama sebuah tulisan. Hanya pembacalah yang dapat menilai sebuah tulisan. Dengan demikian, jika proses proofreading telah selesai diharapkan agar tulisan kita lebih mudah dicerna oleh pembacanya.

Menurut nasarumber, beliau sebenarnya bukan seorang proofreader ataupun editor profesional. Akan tetapi beliau diberi kesempatan untuk melakukannya dan berhasil. Ada beberapa karya buku penulis hebat di PGRI yang menggunakan jasa beliau sebagai editor maupun proofreader. Ada bukunya Bu Aam, Bu Kanjeng, dan penulis-penulis hebat lainnya.

Beliau menuturkan bahwa melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Apabila kita melakukan kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca kita akan memperhatikan. Upayakan tidak ada kesalahan penulisan (typo) yang  akan membuat pembaca  tidak nyaman. untuk itu, kita harus Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog.

Ada berbagai kesalahan yang biasanya kita lakukan dalam menulis. Misalnya,  memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya  adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Pembaca akan “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan kita. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya..

Yang wajib kita ketahui adalah jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku   tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. 

Berikut beliau memberikan Contoh Kalimat yang memiliki lebih dari 20 kata karena dalam aturan YOAS SEO banyak kalimat  hanya berkisar 20 kata.

Contoh: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut. (Kalimat ini terdiri dari 34 kata dan perlu disederhanakan).

Maka, kalimat diatas harus dirubah menjadi: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru. (Kalimat kedua ini sebenanrnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di dalam ruang guru).

Demikian paparan materi penting tentang teknik proofreading sebelum menerbitkan tulisan dari bapak Susanto, S.Pd. Materi ini sangat penting dikuasai oleh kita semua terutama penulis pemula. Semoga kita dapat menerapkan ilmu tersebut saat menulis.

Salam Literasi

Soleh Setiyowati

Program Menulis Buku Mayor Ekoji Akademi

 Resume hari ke-14 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Kamis, 6 Mei 2021

Waktu                            : Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Narasumber                   : Prof. R. Eko Indrajit

Moderator                      : Aam Nurhasanah, S.Pd.


Siang ini perkuliahan online sangat menarik. Hal ini karena para peserta mendapat tantangan dalam menulis. Sebuah program menulis yang membuat kami antusias menyimak yaitu "Program Menulis Buku Mayor"  Program biasanya berkaitan dengan acara seperti workshop, seminar, dan sebagainya.  "Ekoji Akademi" berarti bergabung atau berpartisipasi dalam sebuah program menulis yang dinaungi olek Pak Eko Indrajit (Ekoji). 

Di saat pembuka pelatihan ini  beliau menyampaikan sedikit tentang Ekoji Akademi di mana penulis diajak menulis bersama pak Eko. Seandainya realitanya demikian, maka saya ingin mencoba mengikuti tantangan menulis bersama dengan program tersebut. Saya percaya jika ada kemauan pasti ada jalan. Meski belum ada bekal, namun semangat untuk mencoba berkarya tak ada salahnya dijalani. 

Pertemuan ke-14 hari ini merupakan suatu kesempatan emas karena kami dipertemukan dengan seorang pakar teknologi informatika, akademisi, pendidik, narasumber, yang sekaligus juga sebagai salah satu anggota Pengurus Besar PGRI dan menjadi Ketua PGRI Smart Learning Center and Character (PSLCC) yang berpusat di Gedung Guru Indonesia. Dialah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. Tentu saja dengan sederet gelar yang disandangnya membuat kami tak sabar ingin menyerap ilmu dari pakar yang hebat ini. Pastinya karena ilmu yang dimilikinya tak perlu diragukan lagi.

Perkuliahan berlangsung sangat berbeda hari ini. Grup sengaja tidak dikunci agar narasumber bisa berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan peserta pelatihan. Hasilnya kelas menjadi hidup, meskipun hanya melalui pesan di WA. Seandainya ini adalah tatap muka langsung, bisa dibayangkan betapa antusiasnya peserta pelatihan  dalam mengikuti kelas hari ini. Pertanyaan mengalir dari satu peserta ke peserta yang lain. Dengan cepat sekali Prof. Eko menjawab dan memberikan solusi atas pertanyaan yang diberikan. Kondisi kelas seperti adanya kompetisi karena masing-masing orang berebutan ingin bertanya.

Suasana makin panas ketika ada tawaran langsung dari Prof. Eko untuk menulis bersama beliau. Awalnya kami merasa ragu-ragu, tetapi ternyata ajakan tersebut serius. Ibu Aam pun menampilkan hasil karyanya bersama Prof. Eko. Banyak peserta yang tertantang dan akhirnya mengisi list pendaftaran untuk berkolaborasi menulis bersama Prof. Eko. Mereka pun berlomba untuk memberikan contoh judul dan langsung ditanggapinya.


Bagaimana cara bergabung dan berkolaborasi menulis bersama Prof. Ekojit? Caranya adalah;

 1) Subscribe Ekoji Channel dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilihlah tema atau judul yang paling menarik perhatian anda.

 2. Setelah mendapatkan tema yang menarik anda, konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan belum ada guru-guru yang menuliskan buku dengan tema atau judul serupa di masa lalu.

 3) Setelah memastikan tema tersebut, dengarkan kembali video saya tersebut untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya.

 4) Buatlah daftar isi, di mana di dalamnya terdiri dari 6 bagian, masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where, When, Who, dan How. 

Contohnya adalah jika kami  tertarik dengan GAMIFICATION, maka daftar isinya terdiri dari 6 bagian, yaitu:

 (i) Apakah yang dimaksud dengan gamification

 (ii) Mengapa gamification penting dan dibutuhkan?

 (iii) Dimana konsep gamification dapat diterapkan?

 (iv) Kapan saat yang tepat untuk mengadopsi gamification 

(v) Siapa saja yang perlu terlibat dalam menerapkan gamification? 

(vi) Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran berbasis gamification?

Tantangan menulis ini hanya berlaku dalam satu minggu. Apabila kami mampu menyelesaikan tantangan ini, maka kami bisa bergabung di penerbit mayor dalam menerbitkan buku. Berita yang menarik lainnya adalah saat pak Joko Irawan Direktur Andi dari penerbit Andi  siap memberikan pelatihan Editorial dan Setting dalam tantangan menulis bertemakan May- In-Love. Semakin lama semakin menarik perkuliahan hari ini. Peserta berlomba-lomba mencari tema yang akan diangkat untuk dijadikan tulisan nantinya. Ada beberapa peserta yang langsung mendapatkan tema yang sangat bagus prospeknya dan ada juga sebaliknya.

Sebelum memberikan closing statementnya beliau meninggalkan jejak yang menarik dan berkata, " Nenek moyang mengatakan: Ala bisa karena biasa, tak kenal maka tak sayang. Kalau kita berfikir kita tidak bisa, maka kita tidak akan pernah bisa. Namun kalau kita berfikir, dengan kemauan dan kerja keras, kita pasti bisa - maka anda akan bisa. Kemudian dilanjutkan dengan closing statement yang sangat menginspirasional sekali JUST DO IT ! Lakukan saja, kita perbaiki sambil belajar.

Demikian paparan materi dari pakar yang luar biasa hebat. Ini merupakan tantangan buat kami semua. Semoga kami mendapatkan kemudahan dalam menulis agar nantinya dapat berkolaborasi dengan Prof. Eko dan menghasilkan karya yang layak untuk diterbitkan. Aamiin YRA.


Salam Literasi

Soleh Setiyowati






Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Resume ke-13 Pelatihan Menulis Gelombang ke-18

Hari, tanggal                 : Senin, 3 Mei 2021

Waktu                           :  Pukul 13.00 - 15.00 WIB

Narasumber                  : Sudomo, S.Pt.

Moderator                     :  Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

Tema                             : Kiat Menulis Cerita Fiksi


Masih dalam nuansa Hari Pendidikan Nasional sudah seharusnya kita harus lebih semangat dalam menggapai asa. Salah satunya belajar menulis yang diprakarsai oleh KSGN (Komunitas Sejuta Guru Ngeblog) dan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Harapannya tak lain dapat membuahkan mahkota menulis. 

Perkuliahan kali ini mempertemukan kami dengan narasumber hebat. Beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt. Bapak Sudomo adalah seorang guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Banyak sekali karya yang telah dipublikasikan, baik itu fiksi maupun nonfiksi. Hal ini tentu saja membuat kita berdecak kagum akan kepiawaiannya dalam menulis.

Karya fiksi beliau antara lain; 1) Menerbitkan kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011. 2) Menerbitkan sekitar 30 judul antologi flash fiction/cerpen bersama penulis lainnya lewat jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011 – 2014. 3) Menerbitkan antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul THE COFFEE SHOP CHRONICLES lewat penerbit PT By Pass tahun 2012. 4) Menerbitkan antologi cerpen bersama penulis lainnya berjudul DEAR MAMA lewat penerbit PT Gradien Mediatama tahun 2013, dan masih banyak lagi karya fiksi beliau. 

Karya  nonfiksi beliau seperti; 1) Menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013.  2) Menerbitkan buku antologi bersama penulis lainnya berjudul MY LIFE AS BLOGGER lewat jalur self-publishing nulisbuku.com tahun 2015. Luar biasa sekali seorang bapak Sudomo. 

Perkuliahan hari ini kembali mempertemukan kami dengan bunda Kanjeng yang dikenal dengan berbagai atributnya karena tidak sebagai pegiat literasi, motivator, juga penulis. Beliau akan memandu kami siang ini. Sebelum memulai perkuliahan, narasumber menceritakan kembali pengalaman beliau dari awal mulai menulis. Tentu tak ada yang mengira seorang guru IPA mampu menulis cerita baik itu fiksi maupun nonfiksi. Belajar otodidak merupakan langkah awal beliau dalam menulis. Beliau juga sering berdiskusi dengan teman komunitas menulis yang membuat pengalaman beliau meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu, beliau  mengikuti berbagai macam pelatihan juga merupakan proses peningkatan kualitas beliau dalam menulis. Beliau juga mulai merambah  menulis buku antologi. Banyak sekali karya yang telah dihasilkan setelah mengikuti berbagai macam tahapan dan proses yang membuatnya makin mahir dalam menulis.

Dalam pertemuan ke-13 hari ini, materi yang akan dibahas dimunculkan di dalam bentuk pertanyaan yang ditampilkan dalam bentuk slide. Berikut adalah kiat-kiat yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi menurut bapak Sudomo, S.Pt. 

 Berikut  ini beberapa alasan mengapa harus belajar menulis;


Penjelasan di atas sangat menarik sekali, terutama berkaitan dengan tugas kita sebagai guru. Setelah mempelajari cerita fiksi diharapkan mampu mengembangkan ide kita dalam membuat soal yang terkait dengan Literasi Teks Fiksi.  




Syarat-syarat yang harus dimiliki peserta pelatihan agar bisa dan mampu menulis cerita fiksi seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini;


Pelatihan ini merupakan salah satu hal penting yang mesti dikembangkan oleh guru agar lebih trampil menulis. 




Berikut jawaban dari pertanyaan yang disampaikan di atas.


Pertanyaan berikutnya adalah;










Kiat-kiat seperti apa yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi;



Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian dalam slide di atas;









Sebelum menutup perkuliahan hari ini, seperti biasa peserta diberi kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyaknya tentang materi hari ini. Beberapa contoh pertanyaan dalam tanya jawab adalah; 1) Tolong ajarkan satu kutipan dialog percakapan langsung, dan satu kutipan dialog tak langsung. Karena untuk fiksi, jika ada percakapan, harus menggunakan alinea baru kan yah? "Betul. Untuk cerita fiksi memang seyogyanya percakapan adalah alinea baru. Namun, bisa saja digabung menjadi satu alinea dengan kalimat lainnya." Jawaban yang diberikan. 

Kutipan dialog langsung contohnya:

"Dia tidak mencintaiku! " teriak Budi sambil menggebrak meja. 

Kutipan dialog tak langsung:

Dia tidak mencintaiku, begitu kata Budi padaku. 

2) Mohon beri satu link blog besan saat jadi peserta dahulu di gelombang 16. Bagaimana cara besan dapat ide menulis resume dengan gaya cerpen? Ide dengan gaya cerpen, tepatnya cerita anak datang begitu saja. Berawal dari ingin tampil beda eh ternyata keasyikan dan keterusan. Selengkapnya bisa cek di sini,  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/16/pahlawan-literasi-tulisan-dari-catatan/

Sebagai penyemangat dan  untuk memotivasi peserta pelatihan beliau menghadirkan Closing statement yang luar biasa menakjubkan, "Tetap belajar terus agar seterusnya menjadi pembelajar."

Untuk melihat keaktifan dan sebgai bukti kemampuan kami dalam menulis, kami semua ditantang untuk menulis sebuah cerita fiksi. Yang menghasilkan cerita terhebat akan mendapatkan sebuah buku baru yang diterbitkan oleh bapak Sudomo. Berikut adalah hadiah bagi yang paling hebat tulisannya. 


Salam Literasi


Soleh Setiyowati














Gapai Asa di Tengah Pandemi

  Assalamualaikum... Hai sobat Lage, izinkan saya mencoba bermain kata dengan kata "Buku, Buka, Baku" dalam bingkai puisi. Semoga ...